Pengalaman Penulis Pemula Mendobrak Pasar Internasional (2-habis)
Melanjutkan Hei dolar pertama saya, di artikel sebelumnya.
Berbulan-bulan saya berusaha memenangkan job di sejumlah marketplace, seperti Get A Freelancer dan Elance. Hingga tulisan ini saya selesaikan, hasilnya tetap nol. Saya lantas banting setir. Dua jalan gagal, berbeloklah ke jalan ketiga. Saya coba mengais rezeki di forum webmaster Digital Point. Tapi langsung terbentur kendala: saya tidak bisa membuka lapak sebelum mencapai 25 postingan dan 14 hari keanggotaan. Toh dolar pertama berhasil juga saya raup. Bagaimana caranya?
Taktik pertama, saya kirim PM ke salah seorang moderator, yang kebetulan penulis handal dari Inggris. Namanya bertamu ke forum asing, masih newbie superduper polos, tentu saya harus ”kulonuwun” dulu. Saya perkenalkan diri, negara asal, profesi, dan kenapa saya tertarik untuk mencari pekerjaan lewat forum tersebut. Saya juga memuji situs pribadinya, memuji writing style-nya yang (memang!) oke banget, dan meminta friendly advice bagi seorang penulis pemula. Untuk berjaga-jaga saja, siapa tahu di tengah-tengah gerilya saya kepentok masalah dengan calon klien, yang kemudian melaporkan saya ke moderator. Semoga PM ”ramah-tamah” itu bisa mengantisipasi penilaian buruk sepihak dari warga senior yang belum mengenal kredibilitas saya.
Kedua, saya lurking BTS selama beberapa hari. Dan mendapati beberapa tawaran job yang berkaitan dengan tulisan-tulisan yang pernah saya kerjakan dalam bahasa Indonesia (kesehatan, kecantikan, gadget, dating, seks, traveling, games, dll). Saya kontak calon klien lewat PM, salah satunya bahkan lewat e-mail. Sekali lagi, terkait peraturan forum tersebut, saya tidak bisa post di BTS ketika baru bergabung. Jadi itulah satu-satunya yang saya bisa lakukan.
Kepada tiap calon klien saya kirimkan aplikasi (seperti biasa, berisi data pribadi, rate, dan alasan kenapa saya layak di-hire). Bersama itu saya attach juga contoh tulisan yang paling relevan, tentunya sudah saya terjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Saya mengakuinya sebagai tulisan yang pernah dimuat di majalah dan koran cetak. Itu toh bukan kebohongan. Memang semua tulisan itu pernah dimuat! Saya cuma (sengaja) lupa menyebutkan bahwa tulisan itu aslinya berbahasa Indonesia, hahaha…
Dan begitulah. Singkat kata, saya mendapatkan job pertama berbayar dolar. Rate saya bahkan langsung mencapai $2 per 100 kata untuk unique article writing, padahal biasanya newbie (terutama orang India… bah!) mematok $1 per 100 kata, bahkan ada yang (astaga!) $0.5 dolar per 100 kata. Beginner’s luck? Mungkin saja. Tapi yang pasti sekarang saya lebih pede untuk terus memasarkan diri di dunia internasional. Yang tadinya tidak punya apa pun kecuali tulisan-tulisan dalam bahasa Indonesia (= sampah bagi pasar internasional), sekarang saya punya 2 artikel siap dipajang.
Baca Juga :
- 5 Ppertanyaan Bagi Freelancer Sebelum ‘Terjun’ Dalam Proyek
- Dari Pekerjaan Per Pproyek Ke Kontrak Kerja
Pengalaman ini mengingatkan saya pada Naruto. Yang tidak pernah menyerah bahkan setelah tubuhnya babak belur dihajar musuh. Sembari menahan nyeri dia malah terus memutar otak, mencari cara kreatif demi mengalahkan musuhnya. Mungkin menulis juga seperti itu ya? Harus rela menerima ratusan penolakan sebelum akhirnya menggaet satu saja peluang untuk membuktikan diri. Jadi ayolah, teman-teman penulis, jangan menyerah juga ya. Saya bisa, kalian juga pasti bisa! GANBATTE!
Momo
Hai, salam kenal. Sharing yang menarik! 😀 memang segala sesuatu yang besar itu harus melalui yang kecil dulu, semua penolakan dan kegagalan jangan sampai membuat patah tapi menjadi pelajaran dan semangat untuk terus mengembangkan diri. Selamat atas dollar pertamanya, saya juga lagi berburu dollar pertama saya!
Febby Tan
tulisan yang sangat inspiratif. saya adalah salah satu pejuang GetAFreelancer, RentACoder, Elance, dan banyak situs2 lainnya yang countless. tapi yang seperti itu memang tidak pernah berhasil.
Denny Irawan
GW suka kata2x terakhir. NARUTO hehehe mantap..
alfon
saya juga jual beli di DP mas …paragrap terahir sangat inspiratif mas sukses ya
anggi krisna
butuh kesabaran memang untuk mendapatkan sesuatu (cita2), tidak mudah penuh liku tapi selama dirimu berjuang pasti Allah akan memberikan rejeki yang layak bagi hamba2nya 🙂
setiap hari burung mencari makan, dan pulang selalu membawa makanan untuk anaknya. lalu se-ekor cicak dapat makan nyamuk walau cicaknya gak bisa terbang… bahwa ia yakin rejeki akan sampai pada dirinya asal ia mau berusaha
so.. jgn kalah sama dunia… kita pasti bisa, kalau Anda memang mau berjuang untuk itu 😀
om ipit
saya suka yang ini :
bahasa Indonesia (= sampah bagi pasar internasional)
mungkin ada benarnya juga.. 🙂
btw tipsnya keren…
eko prasetyo
bener-bener ceritanya tidak seperti sinetron :0
ini sungguh inspiratif, kritis sekaligus memberi solusi.
ini dia sang motivator ku 😀
maju terus mas .. saya suka gaya sampeyan
dian ara
@ Momo:
salam kenal juga! betul sekali, harus terus semangat biarpun ditolak. dan semoga momo juga segera mendapat dolar pertamanya yak. ganbatte!
@ Febby Tan:
semoga terus terinspirasi oleh tulisan-tulisan saya berikutnya… dengan kata lain: semoga saya dibolehkan terus menulis untuk Ruang Freelance.
*dikemplang bang anggi*
@ Denny Irawan
biasa, bang -.- korban anime, wuekekeke…
@ alfon
wah, warga DP juga to! ntar kita saling jadi “combe” kalo gitu yak -.- cingcay lah, bantu-bantu sesama orang indo, hahaha…
dan saya cewek btw ^^;
@ anggi krisna
amin!
@ om ipit:
hloh iya, benar itu! kecuali untuk proyek tertentu, di mana klien memang butuh bahasa indo (misal: promo program WWF untuk perlindungan satwa di indonesia), bahasa indo mah… *mingkem, kagak berani lanjutin*
@ prasetyo:
saya juga suka komentar sampeyan. tapi saya cewek lho, bukan mas-mas -.-
cowy
Congrats!! Wah Mbak Dian hebat 🙂 Rate $2 per 100 kata itu sudah cukup tinggi lho, soalnya waktu di DP saja saya dapat tulisan bule (bukan India) dengan harga $1 per 100 kata 😀
Yang Pasti bangun terus reputasi di DP, terus saran saya main2 ke warriorforum juga sub forum WSO karena di sana banyak bule berkantong tebaaaaal 🙂 (dan tentunya mengutamakan kualitas). Soalnya kalau Mbak Dian tulisannya bagus mereka tak ragu2 ntuk membayar mahal dan merekomen ke teman2 sesama warrior yang berkantong tebal pula 😉
godo
*UnLike this..
bahasa Indonesia (= sampah bagi pasar internasional)
Mungkin bahasa Indonesia memang belom diterima di pasar internasional, tapi bukan berarti itu ‘sampah’ lho? Bagaimana dunia luar mau menghargai bahasa kita kalau pemiliknya saja bilang ‘sampah’ untuk bahasanya sendiri. Setidaknya itu bahasa Anda juga.
Sukses selalu untuk dollar-dollar selanjutnya. Tapi kalo bisa promosikan juga bahasa Indonesia ke dunia writing luar. Terima Kasih.
didats
saya kurang setuju kalao bahasa indonesia dibilang sampah.
google, yang perusahaan terbesar di dunia, bikin bahasa indonesia di aplikasi translate mereka. facebook, firefox dan aplikasi lain, udah banyak yang bikin khusus bahasa indonesia.
kalo emang sampah, kenapa ini semua di tulis dalam bahasa indonesia?
kalo maksudnya, bahasa indonesia tidak bisa di jual di internet, bukan berarti sampah kan? cuma dunia-nya aja yang beda.
sukses buat anda. semoga kalo udah dapet banyak dolar, jangan sampe bilang rupiah sampah ya.
dian ara
@ cowy:
waaa, tinggi? *nggak nyadar*
warriorforum ya *catet* makasih, bang 🙂
@ didats:
pertama, perlu saya klarifikasi. yang saya tulis adalah “bahasa indo = sampah bagi pasar internasional”. artinya memang dalam konteks dijual, cari uang, untuk makan. bukan “bahasa indo = sampah”.
berikut penjelasan saya, semoga panjangnya tidak membosankan ^^
coba tanyakan ke semua penulis lain: antara menulis dalam bahasa indo atau inggris, dengan variabel yang sama, mungkinkah hasilnya sama besar? jawabnya pasti tidak! mau tak mau, terpaksa saya akui: profesi penulis di negeri ini masih terpuruk secara finansial.
anda programmer? desainer? fotografer? kalau iya, bagus! peluang anda untuk mendapatkan job dari negeri sendiri dengan hasil besar masih cukup banyak.
segelintir bukti bahwa penulis indo belum dihargai, bahkan di negeri sendiri:
1. tahu harry potter? tahu siapa penulisnya kan? lantas, tahu POPPY DAMAYANTI CHUSFANI?
dengan minat baca masyarakat yang masih rendah… dan tidak banyak orang tahu bahwa di negeri ini ada seorang poppy yang begitu hebat novel fantasinya, bagaimana seorang dian ara dan (mungkin) sebagian besar penulis lain bisa dikenal dan dibeli bukunya?
2. bila anda butuh tulisan berkualitas dalam bahasa indo, mana yang anda pilih: menulis sendiri atau membayar saya seharga Rp 200 per kata? mari kita sama-sama jujur, berapa banyak orang indo melek tentang pentingnya tulisan bagus? dan dari sekian banyak itu, berapa yang sanggup bayar?
3. penulisan buku, dateline sebulan, dibeli putus (tanpa royalti) honornya Rp 1-2 juta. enggan dengan syarat itu? terserah, jawab penerbit. yang mengantre banyak kok. ingin penerbit besar macam GPU? mereka takkan mau kecuali nama anda seno gumira ajidarma atau pernah dimuat di kompas. ingin penerbit yang bersedia memberikan peluang sama besar untuk tiap penulis? silakan ke jogja. tapi ya gitu deh, jangan terlalu muluk menghitung royalti, hahaha…
4. penulisan skenario (plus idenya) untuk sinetron busuk, kerja rodi dan harus rela 100% disetir produser, plus menjadikan penonton TV makin bodoh, honornya Rp 1-3 juta per episode. saya bisa mendapat hasil sama dengan menulis 5 artikel berbahasa inggris dalam waktu 2 hari.
inti kalimat saya: bila ingin hasil besar, UNTUK SAAT INI jalan terbaik adalah menulis dalam bahasa inggris. bila rela menulis untuk hasil kecil, atau gratisan (seperti halnya terjemahan google, facebook, wiki… gratis atuh bang, kagak dibayar!), silakan saja menulis dalam bahasa indo.
pada saatnya nanti, bang… ini sekaligus komitmen saya pribadi… saya akan ikut membangun kualitas hidup penulis indonesia. tapi langkah pertama (sekaligus fundamental) adalah meningkatkan minat baca masyarakat. bukan langkah gampang kan? wong bujet buku teman-teman saya (yang pendidikannya tinggi-tinggi) aja masih kalah sama bujet pulsa dan nonton di bioskop, wakakaka…
cowy
@Dian Ara + didats
Wah kok jadi Panas Sis,,
Tapi mau nambahin dikit aja, jujur profesi penulis di Indonesia agak2 kurang menjamin Masa depan, apalagi penulis buku. Saya sendiri adalah penulis buku, Honor penulis dengan minat membaca yang kecil membuat penghasilan saya dari menulis Buku otomatis menjadi sangaaaat kecil.
Ga usah disebutin nominal ya, yang pasti penghasilan saya dari menulis buku itu per bulannya lebih kecil dari UMR Jakarta, lebih kecil dari Gaji seorang supir malahan! Padahal buku saya pernah menjadi best seller versi penerbit, memang penerbit kecil sih..
Jadilah saya beralih membangun bisnis online, awalnya ngetik2 tulisan bahasa Inggris sendiri, buat blog, pasang adsense dan program monetisasi yang lain, review produk untuk dapetin komisi yang semuanya dalam bahasa inggris sampai akhirnya pakai jasa penulisan content untuk masukin artikel karena udah kewalahan. Hasilnya? Jelas berpuluh2 kali dari kalau nulis buku bahasa Indonesia. Tapi gara2 itu juga editor udah pasrah aku ga nulis2 lagi, padahal dah diminta 🙂
Jadi, skrg saya nulis buku bahasa Indonesia bukan untuk cari uang, tapi buat eksistensi aja. Lumayan buat dipamerin ke anak cucu nanti 🙂
dian ara
@ cowy:
ah, masa terkesan panas?
eh tapi saya baru sadar juga, memang jadi kayak debat di YHSI (KG) yak. maaf maaf, jadi terbawa ke sini nih kebiasaan debat di forum saya itu, hahaha…
saya juga sadar soal mengenaskannya nasib penulis indo sejak ditawari menulis buku pertama, bang. dan makin sadar sejak ditawari menulis skenario untuk sitkom. haish, kok cuma segitu ya? nggak sebanding dengan kerja rodinya -.-
*tepuk-tepuk bang cowy* jangan gitu dong sama editornya, bang. kasihan. mereka kan bukan nggak mau hargai kita, cuma memang nggak punya duit, gimana lagi?
tapi jalan yang kita tempuh ini sudah tepat. setidaknya untuk memenuhi kebutuhan biologis (makan, rumah, pakaian, pendidikan anak, kesehatan, rekreasi, dll). sementara menulis buku untuk penerbit indo menurut saya masih perlu dilakukan lah, bang. tapi nanti saja, ketika dolar sudah terkumpul banyak. ketika kita tidak lagi pusing memikirkan berapa buku terjual, wakakakaka…
oh ya, saya lupa berterima kasih pada bang didats, yang sudah mengingatkan akan nilai rupiah dan bahasa indo.
nggak mungkin lah saya lupakan itu, bang. makanya dukung terus penulis indo yak. biar pada tajir. trus bersatu bangun bangsa ini jadi bangsa maju… misalnya dengan menulis buku dan dibayar murah (kalau sudah tajir, nggak lagi pusing soal royalti!), atau jadi politisi (ini butuh tajir juga!) untuk kemudian memaksa diknas memasukkan dalam kurikulum SD “wajib baca minimal 10 buku per tahun”. jujur, itu impian saya untuk negeri ini. karena bangsa yang maju adalah bangsa dengan minat baca tinggi dan sastra yang berkembang pesat. amin!
agoes82
Mungkin benar kata didats, pemilihan kata yang baik bisa digunakan. Pemilihan kata sampah kayaknya sangat kurang perlu digunakan, sebagai penulis mungkin bisa dicari padanan kata yang lebih enak dilihat dan dibaca.
Tapi congrats aja buat suksesnya.
didats
baru tau kalo udah di bales.
saya gak merasa panas kok. cuma kurang suka aja dengan kata sampah.
saya sih ngerti maksudnya, tapi bacanya gak sreg. kalo rejeki, semua rata-rata sama. rejeki di luar negeri memang lebih menjanjikan, tapi jgn sampai menjelek2an bahasa yang sudah diperjuangkan dari dulu sampe jadi bahasa nasional di indonesia.
mohon maaf kalau ada kata2 saya yang kurang sreg.
om ipit
mbak dian ara hebat…
betul2 menginspirasi saya…
Jauhari
kalau tidak KITA siapa lagi yang akan BANGGA dengan NEGERI INI
*siapkan vina buat JJS*
antown
mantap pengalamannya, meski kita gagal kita harus tetap semangat dan mencari jalan keluarnya
Luluk
Makasih ya Dian, akhirnya nemu juga tulisan keduanya. TFS. Semoga sukses teru sya menambang USD truss:-) Nanti tulis2 pengalaman yg lain juga ya:-)
dian ara
@ agoes82: pilihan kata ya -.- baik, saya akan berlatih menulis dengan pilihan kata yang lebih bisa diterima semua orang. makasih masukannya.
@ didats: yah, sebetulnya bukan bermaksud menjelekkan bahasa sendiri sih. lha buktinya saya juga masih menulis dalam bahasa indo -.- tapi maaf deh, saya terbawa suasana berdebat ala forum, hehehe…
@ om ipit: betul anda terinspirasi?! baguslah! saya tunggu karya anda! jaya penulis indo!
@ jauhari: setuju!
@ antown: setuju juga!
@ luluk: lha! jangan saya doang dong. anda juga lah, ayooo share pengalamannya ^^
yahya
nice article. ttp semangat ya.
gapernah dpt job di freelancer marketing? belum nyantol aja kali 😉
sekedar sharing : stiap web frilen market punya kultur + harga pasar sendiri2 , jadi cara nembaknya jg beda2. coba browse2 proyek2 yg kelar, jg browse2 profil2 ‘lawan’ yg sering dpt proyek, gmn mrk setting harga, etc. dr situ biasanya cukup hints utk mulai dg tgkat kberhasilan yg tinggi.
btw, menarik jg kalo di share lebih byk ttg content dev, brp rate yg pantas, kira2 1 artikel butuh brp kata (ato brp duit), keywords opt ratio, etc.
*eh ada anggi : ngabur aah.. wkk
bisri
menarik sekali, baru kali ini baca tentang writer freelancer Indonesia :). thanks mbak dian
dian ara
@ yahya: idenya dicatet. *semoga nggak lupa* makasih.
@ bisri: makasih.
menambah tinggi badan
Jujur ,sejujurnya manusia . Saya sangat iri dengan orang yang memposting artikel ini.
beliau memiliki semangat banting stir high Quality ,yang begitu jarang dimiliki orang-orang newbie.
saya juga demikian ,saya pengen menjadi penulis handal tanpa
mengeluh walaupun banyak duri-duri kehidupan yang sengaja menjadi halangan untuk titik sukses saya.
Mas saya iri
sekali lagi ,saya iri dengan anda………..
Dr.Acer
Wah pengalamannya inspiring mas 🙂 jatuh bangun tapi yg namanya usaha dan sesuai passion pasti tetap senang
hadi
nice writing.. kata2nya penuh tenaga, mengingatkan saya pada gaya menulis seseorang.
dan ituuu…. naruto … wkwkwk… the stubborn one.. dan memang dia tokoh anime yg inspiratif.
yudiehidayat
thanks buat tulisannya, nambah semangat
yohanita
patut ditiru ne,, saya seorang newbie jg, baru dpt beberapa translation job, sedang berjuang mendapatkan job lain related to my passion in writing.. 🙂