image from here
Ada yang merasa social life -nya sudah mulai tidak balance antara kehidupan sosial online dan offline? Sebelum adanya teknologi bernama internet, mungkin semua dirasa sangat hangat dan lebih dekat walaupun media belum sebanyak sekarang, ibarat ‘jauh di mata dekat di hati’. Dulu, media sepeti surat-menyurat, telepon, kirim fax, sahabat pena dijadikan cara untuk menjalin silaturahmi dan berkenalan dengan orang baru bahkan pada saat itu pengusaha wartel (warung telepon) menemukan masa jayanya. Seperti teman freelancer yang satu ini…
via @akuiniobenk : Surat menyurat dengan kawan yang jauh *jilat perangko* RT @ruangfreelance kalau gak ada internet, saya …………… (isi ya) #question”
via @JimmyNavy : @ruangfreelance Dulu sebelum ada internet, ketemunya wartel & warteg. Sejak ada internet, ketemunya warnet & warteg. #question *bukaniklan*
Social Life tanpa Internet
Pernah coba membayangkan apa jadinya jika Leonard Kleinrock (Bapak Internet) tidak pernah membuat jaringan internet? Biasa saja? Hampa?
“@ruangfreelance kalau gak ada internet, saya ……………… (isi ya) #question” Jawaban freelancer ini lucu-lucu loh 😀
- via @HangganaAndie : Meninggal
- via @ivanreynaldi : stress
- via @diajengmarta : Mati. Sumpeeee ketergantungan kronik
- via @Artikulasi : pergi ke mars!
- via @astrid_ivonna : ibarat sayur tanpa garam.
- via @YudiArnanda : Terbodoh
- via @yudhadavid : banting setir ganti pekerjaan *ketergantungan stadium 4
Selain kehidupan pribadi, ternyata internet sudah mempengaruhi kehidupan sosial seseorang. Lihat gambar di bawah ini!
Pernah dengar “BBM (re: blackberry messenger) itu bikin orang yang tadinya jauh jadi deket, yang tadinya deket jadi jauh” atau “Ih, pakai BBM nanti jadi autis!”? Coba bayangkan, kalau tidak ada notifikasi ulang tahun dari Facebook apa kamu masih benar-benar ingat ulang tahun teman atau relasi? Kalau tidak ada yang namanya BBM, Line, WhatsApp, Twitter apa kamu masih sempat memberi selamat ulang tahun dengan bertelepon atau tatap muka?
Rasa-rasanya beda ketika kita berkomunikasi via social media dengan bertatap muka langsung. Akan ada keseruan tersendiri ketika LIVE melihat raut wajah orang lain. Berbeda jika ekspresi hanya sekedar diekspresikan melalui emoticon seperti “:)” atau “:(” saja.
Bisa tetap bersosialisasi ketika offline ?
Tentu Bisa, Harus Bisa, Pasti Bisa!
Sebenarnya carannya mudah saja, kembali lagi ketika dulu kita belum mengetahui adanya internet. Apa yang susah? Ketergantungan itu sendiri sebenarnya yang menghambat. Bagaimana agar bisa tetap produktif ketika jaringan internet mati? Silahkan cek artikel ini.
Baca juga :
- Sepuluh Jenis Kerja Online dari Rumah, Pilih yang Mana?
- Tips Merancang Strategi Bisnis Online di Bidang Jasa Desain
Jadi, masih mau bilang kalau jaringan internet segalanya? Tapi mungkin segalanya berawal dari internet 😀