Freelancer Image via Shutterstock
Menjadi tua itu menakutkan? Mungkin bagi sebagian orang karena penurunan daya ingat, kekuatan tubuh berkurang, dan hal itu membuat mereka dihantui kebingungan. Akan menjadi apa saya di masa tua nanti? Masihkah saya bisa melakukan hal-hal menyenangkan seperti ketika muda?
Kita sering melihat, banyak para orang tua yang masih tetap aktif dan produktif di usianya yang tak lagi muda. Orangtua kita sendiri pun, tentunya masih selalu mengisi waktunya dengan menyulam, melukis, mengisi TTS, berkebun, atau membantu mengurus anak-anak. Mereka merasa masih memiliki arti. Terlebih bagi mereka yang terbiasa sibuk di masa muda, ketika memasuki usia tua, tentu tak akan betah hanya diam, duduk, dan membaca koran.
Bagi yang sudah terbiasa menjadi freelancer di masa muda, tentunya tak ada kesulitan yang berarti ketika fisik tak lagi mampu begadang atau melakukan running meeting seperti dulu. Toh mereka memang memiliki waktu yang lebih fleksibel. Tinggal penyesuaian waktu dan mengurangi memforsir tenaga. Sedikit berbeda dengan mereka yang bekerja teratur 9 to 5, misalnya. Ada semacam kekagetan ketika masuk usia pensiun, tak melakukan apapun sama sekali. Bila biasanya Senin hingga Jumat pergi ke kantor, kini hanya diam di rumah. Beberapa bingung hendak melakukan apa.
Menjadi freelancer di usia senja, mengapa tidak? Mengerjakan bisnis yang tertunda, mungkin? Mewujudkan hobi yang dulu tak mungkin dilakukan. Contohnya, menerbitkan buku atau menggelar pameran lukisan.
Di masa tua, tubuh mudah lelah dan terserang penyakit. Djoko Maryono, Dokter Spesialis Internis dan Kardiologis Rumah Sakit Pusat Pertamina, menjelaskan, “Penyebabnya adalah penuaan sel tubuh dan akumulasi gaya hidup ketika muda.” Mengalihkan pikiran ketakutan menghadapi masa tua bisa dengan melatih diri terbiasa aktif sejak muda. Di sela kegiatan mencari segenggam berlian (kalau sesuap nasi sepertinya terlalu mainstream ya? 😀 ), cobalah menekuni hobi dan tentu saja mengonsumsi makanan sehat.
Pembahasan produktifitas di masa tua tak lepas dari bagaimana gaya hidup kita saat muda. Asupan gizinya sehat dan bergizi? Itu memengaruhi bagaimana kita akan beraktifitas kan? Pengaruh dari kebiasaan pola hidup sehat tak akan muncul setahun dua tahun. Kita akan merasakannya 10-20 tahun kemudian.
Nah, kalau terbiasa hidup sehat, menjalani aktivitas apapun akan terasa menyenangkan. Jadi, saat senja tetap menghasilkan pundi-pundi rupiah (atau dollar?) tentu bisa menjadi kenyataan.
Apakah para pembaca ada yang punya tip atau trik untuk persiapan masa pensiun? Ayo berbagi pengalaman orangtua atau paman atau bahkan pribadi. 🙂
Bobby Prabawa
Olah raga teratur minimal jalan kaki seminggu sekali. Trus jadi donor darah, karena dengan berdonor darah memotivasi kita untuk sehat 2,5 bukan ke depan, kalau sakit kita gagal menolong orang lain (berdonor darah). Jika kita melakukan gaya hidup sehat, setiap kali berkunjung ke rumah sakit bukan menjadi pasien, tetapi sebagai penjenguk teman yang sakit.
Opa Kolonel Sanders, Opa Bill Gates, Opa Nelson Mandela, masih aktif di usia senja. Ini mah tergantung niat, tetapi wajib disertai ikhtiar yang serius. Kesungguhan tanpa kompromi.
Salam