Kita hidup bukan hanya untuk pekerjaan. Kita akan selalu bisa mencari waktu untuk bekerja tetapi seringkali kesulitan mencari waktu untuk kehidupan pribadi, oleh karena itu, waktu bekerja harus diatur. Kebutuhan waktu untuk diri sendiri, orang-orang yang kita sayangi, terutama keluarga tidak seharusnya menjadi pilihan untuk dikorbankan, because at the end of the day they are all that really matters.
Jam kerja yang teratur juga membuka peluang untuk mengembangkan freelance solo menjadi freelance business karena saat kita mampu mengatur jam kerja, kita mengetahui seberapa tinggi produktivitas kita sehingga kita bisa mengoptimalkannya instead of just working long hours but not productive.
Apa definisi jam kerja?
Jam kerja pada dasarnya sama seperti ‘office hours’ yaitu jam-jam dimana kita bisa dihubungi klien, menghadiri meeting, mengurus administrasi proyek (mengurus kontrak, quote, invoice, melakukan pembayaran, etc), termasuk mengerjakan proyek itu sendiri (designing, coding, programming, managing, etc).
Pada saat jam kerja kita wajib bertanggung jawab penuh terhadap seluruh keperluan pekerjaan dan klien. Diluar jam kerja, kita bebas melakukan apapun dan tidak wajib menangani hal-hal yang menyangkut pekerjaan, kalaupun masih mau memanfaatkan waktu untuk melanjutkan pekerjaan itu adalah pilihan, bukan suatu keharusan.
Bagaimana menentukan & mengatur jam kerja?
Mulailah mengidentifikasi waktu-waktu yang selama ini paling produktif bagi Anda, either you are a morning person who likes to start ahead before everyone else awake, or you’re a night owl who rocks on midnight. Anda juga bisa mencoba beberapa jadwal yang berbeda (misalkan biasa bekerja pagi hari, cobalah bekerja malam hari, dan sebaliknya) dan disiplin melakukannya selama beberapa hari untuk melihat mana waktu yang memberikan hasil paling optimal, Anda tidak pernah tahu sampai Anda mencobanya. Perhitungkan juga soal kesehatan saat mengatur jam kerja, contohnya terlalu sering begadang dan kurang tidur pasti menimbulkan masalah kesehatan nantinya, dan penyakit sudah pasti menjadi sumber pengeluaran yang paling mahal.
Jam kerja tidak harus 9-5 ataupun Senin sampai Jumat, walau ada juga beberapa freelancer yang mempertahankan jam kerja 9-5 dengan pertimbangan kemudahan komunikasi dengan klien yang rata-rata jam operasionalnya masih 9-5. Ada juga yang membagi jam kerjanya dalam beberapa bagian tiap hari yang masing-masing terdiri dari 2-3 jam, diantara bagian itu diselingi waktu istirahat atau untuk kegiatan lain.
Pertimbangan yang lain adalah kontrak kerja yang mungkin menuntut jam kerja tertentu, contohnya jika klien Anda berasal dari luar negeri dengan zona waktu yang berkebalikan maka Anda harus mempertimbangkan apakah jam kerja Anda akan tetap mengikuti zona waktu Anda sendiri atau mengiktui klien. Atau, on-call contract dimana Anda harus siap sedia 24/7 kapanpun klien menghubungi Anda tapi biayanya sudah termasuk dalam kontrak sebelumnya.
Pada akhirnya, pengaturan jam kerja adalah hasil pertimbangan dari berbagai aspek yang menjadi prioritas Anda, dan akan berbeda-beda untuk tiap freelancer. Tujuan utama menentukan dan mengatur jam kerja adalah menemukan kombinasi waktu yang paling tepat bagi Anda yang akan meningkatkan produktivitas Anda sekaligus membuat hidup Anda menjadi lebih teratur secara keseluruhan.
Pertanyaannya adalah, sudah efektifkah cara Anda mengatur jam kerja Anda sekarang?
Aira
artikel ini sangat jeli dalam menguraikan permasalah jam kerja, dan kami sepakat terhadap statement ini “engaturan jam kerja adalah hasil pertimbangan dari berbagai aspek yang menjadi prioritas Anda, dan akan berbeda-beda” karena dari situlah kita bisa berkembang mengikuti pola.
Harry
Nice article! Yang menarik juga tentang kemungkinan bekerja “cuma” 4 hari dalam seminggu. (Artikel ini http://www.alistapart.com/articles/fourdayweek/ atau http://37signals.com/svn/posts/893-workplace-experiments)
Berat sih sepertinya. Ada yang mo nyoba ber-eksperimen mungkin? 😉
izzi
sangat setuju… terkadang kesan “bebas” bagi seorang freelance sering mengabaikan pembagian waktu kerja yang berakibat pada kesehatan yga menurun, biasanya sih karena sering begadang dan suka telat makan 😀
saat ini (mulai dari bulan mei.. hehe) saya sedang belajar mengatur kerja.. dimulai dari jam kerja seperti jam “kantoran” dan tempat kerjapun sudah seperti “kantoran”.. hmmm.. hari pertama sih oke, ga tau tuh kedepannya rasanya gimana.. hehehe
Jaka @psdesain.net
Belum dan bahkan tidak efektif sama sekali xD
Sering jam kerja terbuang untuk hal yang tidak berguna x(
prasojopxl
Artikel yang memabtu banget terutama bagi freelancer yang jam kerja nya ga teratur dan kurang produktif dalam memanfaatkan waktu…
karena artikel ini saya terinspirasi untuk membiasakan diri mengatur jam kerja agar lebih mantaf…..
radhityanotes
belum gan… saya masih gempur gempuran ini …
Iqbal
bagus artikelnya, jam kerja memang harus dipertimbangkan baiki-baik apalagi untuk perusahaan yang sasarannya internasional dan kantor berada di indonesia, siap-siap aja enak-enak tidur jam 1 klien dari washington nelpon kalo enggak ada jaga malem
hehe 😀 keep posting
teguh widiono
mayanlah.
thanks ya, ntar deh gw kasih lu ide di twitter, sekarang wa lg males ngetik. lagian pasti ide gua gak guna buat orang seperti lu.