“Kembali ke laptop”. Slogan acara talk show yang dibawakan oleh pelawak Tukul Arwana tersebut tentu sudah tidak asing di telinga kamu. Disadari atau tidak, program televisi itu turut andil dalam meningkatkan penjualan laptop di Indonesia. Sejak acara tersebut ditayangkan semakin banyak masyarakat yang menggunakan gadget praktis ini sebagai alternatif dan varian baru dari komputer, termasuk para freelancers karena hampir setiap kegiatan yang dijalankan berhubungan dengan gadget satu ini. Jadi, kita pun sebenarnya, freelancers pun turut andil dalam meningkatkan penjualan :p
Pada prinsipnya fungsi laptop tidak berbeda dengan komputer. Hanya saja, gadget ini lebih praktis karena ukurannya yang lebih kecil dari komputer desktop sehingga dapat digunakan kapan saja dan di mana saja. Oleh sebab itu, gadget ini disebut juga sebagai komputer jinjing, karena penggunaannya bisa bersifat mobile.
Lantas, bagaimana dengan performanya? Apakah laptop memiliki performa yang sama tangguhnya dengan komputer desktop? Jika ditilik dari performanya, memang komputer desktop lebih unggul dibandingkan gadget satu ini. Eits, namun jangan salah kira dulu. Meski tidak setangguh komputer desktop, namun performa laptop bisa dioptimalkan. Bagaimana caranya?
Banyak faktor yang menentukan performa komputer baik varian desktop maupun jinjing. Salah satunya adalah media penyimpanan data (media storage). Secara garis besar media penyimpanan pada komputer jinjing dapat dibedakan menjadi dua yakni internal dan eksternal. Media penyimpanan internal berupa hard disk, sedangkan eksternal mencakup CD, DVD, flash disk, dan memory card.
Pada laptop keluaran terbaru umumnya memiliki kapasitas hard disk yang cukup besar, minimal 250 GB. Dengan kapasitas tersebut tentunya bisa memiliki performa yang baik dan dapat menyimpan banyak data. Meskipun demikian, jika hard disk mengalami gangguan, maka performanya secara otomatis juga akan terganggu, bahkan bisa jadi mengalami kerusakan. Untuk menjaga dan meningkatkan performanya, hard disk harus senantiasa dipelihara.
Manajemen Hard Disk
Sebagai freelancers yang selalu dikejar deadline terkadang file hasil download ditaruh di mana saja. Sebagai media penyimpanan data, hard disk memiliki kapasitas paling besar dibandingkan dengan media penyimpanan data lainnya. Di sinilah seluruh program yang terinstal akan tersimpan. Di samping itu, hard disk juga menjadi tempat penyimpanan file-file baik berupa dokumen, video, musik, gambar, desain, dan lainnya. Hal ini tidak lepas dari fungsi hard disk sebagai tempat penyimpanan akhir yang bersifat permanen. Oleh sebab itu, hard disk sering kali menjadi destinasi bagi para pengguna komputer jinjing untuk menyimpan seluruh data atau file-file penting di dalamnya.
Namun menyimpan data di hard disk tidak selamanya aman. Artinya, hard disk juga berpotensi mengalami kegagalan dalam proses penyimpanan, sehingga berakibat pada kerusakan data, bahkan kerusakan pada hard disk itu sendiri. Kamu tentu bisa membayangkan, jika hard disk mengalami kerusakan, maka seluruh data penting yang tersimpan di dalamnya kemungkinan besar bisa hilang.
Kegagalan fungsi kerja hard disk sebenarnya bisa diantisipasi dan dihindari dengan melakukan manajemen hard disk. Ada banyak software yang bisa digunakan untuk mengelola hard disk. Salah satunya adalah Ashampoo HDD Control yang berfungsi meningkatkan kinerja, menjaga kestabilan, dan menghapus kekacauan pada hard disk. Software ini memungkinkan kamu untuk memonitor, menganalisis, dan mengukur kinerja hard disk. Ashampoo HDD Control dilengkapi dengan teknologi SMART. Teknologi ini tidak hanya sekadar memantau suhu hard disk saja tetapi juga menyediakan informasi mengenai total waktu berjalan, error yang terjadi, dan pastinya kinerja hard disk. Dengan teknologi ini, kamu bisa memantau dan mendeteksi potensi terjadinya masalah pada hard disk secara lebih dini.
Defragmentasi Hard Disk
Bayangkan sebuah kamar tidur yang berantakan, tentu kamu akan kesulitan untuk menemukan barang yang dibutuhkan. Demikian pula halnya dengan hard disk. Jika penataan data atau file pada hard disk tidak rapi, maka fungsi kerja hard disk akan terganggu yang selanjutnya berpengaruh pada performa laptop yang lambat. Untuk mengoptimalkan kembali performa laptop, maka perlu dilakukan defragmentasi hard disk. Tujuannya untuk merapikan dan mengatur isi hard disk. Defragmentasi hard disk merupakan salah satu cara untuk memelihara dan mempercepat kinerja hard disk pada laptop.
Jika laptop kamu menggunakan sistem operasi Windows, maka kamu bisa melakukan defragmentasi hard disk melalui tool bawaan Windows yakni Disk Defragmenter. Cara mengoperasikan tool tersebut sangatlah mudah, karena kamu hanya perlu mengaktifkan drive yang akan didefragmentasi kemudian menekan tombol Defragment disk yang tersedia.
Membuang Sampah File
Selain file-file yang tidak tertata dengan baik, lambatnya performa laptop bisa juga disebabkan oleh keberadaan file-file sampah. Apa itu file-file sampah? File sampah merupakan file-file yang tidak dibutuhkan lagi tetapi masih tersimpan di dalam hard disk. Adanya file-file sampah tentu saja akan menyita ruang dalam hard disk. Oleh sebab itu, kamu perlu membersihkan hard disk dengan membuang file-file yang sudah tidak dibutuhkan lagi.
Untuk membersihkan hard disk, kamu bisa memanfaatkan tool Disk Cleanup. Tool ini merupakan bawaan dari sistem operasi Windows. Cara penggunaannya sangatlah mudah dan sederhana. Kamu hanya perlu mengaktifkan drive yang akan dibersihkan lalu tekan tombol OK, maka secara otomatis proses pembersihan hard disk langsung dimulai. Sebagai hasilnya, tool ini akan memberikan laporan berupa deretan file yang direkomendasikan untuk dihapus. Nah, kamu bisa lebih mudah memilih file-file mana saja yang sudah tidak dibutuhkan lagi sehingga harus disingkirkan dari hard disk.
Bagaimana, sudah Anda lakukan? Ada tips lain? 😉
Hidayat Febiansyah
kalau sudah menggunakan SSD, tidak perlu lagi melakukan defragmentasi hard disk.
meski pun memakai hard disk spin yang biasa, tidak dianjurkan juga melakukan defrag, karena peningkatan performa sangat kecil sekitar 5% dibandingkan dengan pengurangan umur hard disk dan resiko2 berbahaya lainnya saat melakukan defrag (mati lampu, salah meletakkan file).
di sistem operasi linux, mac os X dan windows2 terbaru, mereka semua sudah menggunakan journaled file system, jadi semua sudah diindex dengan baik, tidak perlu ada lagi defragmentasi.
algoritma seeking dari spinning disk juga berkembang, yang malah pada beberapa kasus data random placed bisa lebih cepat diakses ketimbang sekuensial.
asriegoes
@havban:disqus makasih koreksinya y, jd nambah pengetahuannya…klo ada yg lain share dimari y….:)