Ada sebuah anggapan yang cukup umum beredar mengenai freelancer, bahwa freelancer itu seperti tukang bangunan atau kuli. Kalau ada pekerjaan baru dapat bayaran. Tidak ada pekerjaan, ya cari. Ya memang benar sih. Tidak seperti karyawan kantor yang kerja atau tidak, tetap mendapat gaji di tanggal yang sama, kita sebagai freelancer hanya mendapat “gaji” setelah selesai proyek. Itu pun kadang tidak sama jangka waktunya, tergantung dengan perjanjian awal dengan klien atau kebijakan pembayaran di kantor klien itu sendiri.
Jangan dikira jadi freelancer enak bisa ongkang kaki, bangun siang, terserah mau kerja atau tidak. Maunya sih begitu. Maunya, nyatanya, banyak di antara kita yang sudah hapal rasanya telepon sana-sini, networking sana-sini untuk mencari klien dan mempromosikan jasa kita, bahkan ada yang berkeliling gedung ke gedung mengedarkan portofolionya ke perusahaan-perusahaan yang dianggap cukup bonafit dan berpeluang menjadikannya sebagai klien.
Mulai takut dan berpikir ulang untuk jadi freelancer? Jangan dong ah. Berikut ada sedikit tips dan saran agar freelancing menjadi lebih lancar dan menyenangkan.
Don’t give up your day job
Not yet. Kenapa? Gaji yang kita terima lumayan untuk masuk tabungan sebagai dana darurat kita saat di masa-masa awal freelancing. Tidak semua orang beruntung langsung mendapat proyek besar dan langsung dibayar di awal masa “bulan madu” ini. Bahkan kalaupun memang berhasil dapat proyek besar, tentunya memakan waktu lama untuk mendapat bayarannya juga. Repot kalau tidak punya tabungan.
Cari tahu dan asah kemampuan Anda
Misalnya Anda suka menulis cerpen atau novel yang masih untuk konsumsi sendiri. Asah kemampuan Anda di sana. Ikuti beberapa kursus menulis, baca buku mengenai tatabahasa, dan kirimkan naskah-naskah Anda ke penerbit. Siapa tahu ada yang bersedia menerbitkan, lumayan untuk portofolio Anda ke depan. Atau bila Anda menyukai bahasa asing, ikuti kursus-kursus yang disediakan pusat kebudayaan negara pemilik bahasa tersebut, atau cari tahu tempat kursus bermutu lainnya, siapa tahu Anda bisa jadi penerjemah handal.
Sebisa mungkin miliki sertifikat yang berhubungan dengan kemampuan Anda
Sertifikat Penerjemah Tersumpah misalnya. Hal ini sangat membantu orang lain meyakini kredibilitas Anda, dan bisa membuat Anda menetapkan tariff yang sepadan dengan kemampuan Anda.
Buka Jaringan
Perkenalkan diri Anda ke luar sana. Ikuti mailing list mengenai penulisan, mengenai bahasa, mengenai disain, atau apapun yang sesuai dengan minat dan kemampuan Anda. Ikuti perkumpulan-perkumpulan yang ada. Beritahu keahlian Anda ke teman-teman Anda, dan minta mereka mereferensikan Anda kepada teman-teman mereka. Rekomendasi melalui teman jauh lebih dapat dipercaya dibandingkan memasang iklan. Siapkan kartu nama sederhana dan lengkap mencantumkan bidang lepas yang anda minati dan cara menghubungi Anda, berikan kepada orang-orang yang sekiranya mempunyai peluang memberikan Anda proyek atau mereferensikan Anda.
Siapkan portofolio
Ini penting. Anda bercuap-cuap ke sana ke mari tentang keahlian Anda tapi bila tidak ada bukti, tetap sulit dipercaya. Kumpulkan tulisan-tulisan anda yang pernah diterbitkan, kumpulkan nama-nama klien yang pernah Anda tangani pekerjaannya (sebelumnya mohon ijin ke mereka apakah Anda boleh memasukkan nama perusahaan mereka ke daftar klien Anda, biasanya mereka setuju). Yang saya lakukan waktu belum punya klien penerbit buku adalah mencari buku elektronik gratis yang banyak beredar di internet (misalnya di www.getfreeebooks.com), memilih satu atau dua cerita di bagian fiksi dan menerjemahkannya. Kemudian saya mengirimkan terjemahan beserta naskah aslinya ke penerbit-penerbit buku. Dari sepuluh yang saya kirimkan, delapan merespon, dua memberikan saya proyek. Lumayan kan.
Dapatkan klien pertama
Kalau ke lima langkah di atas sudah dilakukan, segera dapatkan klien Anda yang pertama. Rasanya menyenangkan ketika di hari pertama kita mulai menjadi freelancer, kita sudah mempunyai proyek untuk dikerjakan.
Now, you can quit your day job
Bagaimana? Sudah siap? Tunggu apa lagi? Berpikir itu bagus. Terlalu banyak berpikir yang akan menunda kita menapaki jalan dan kehidupan yang kita inginkan. Go Freelance!
yohan
Nice tips, go.. go.. go… Freelancer..
Nita Sellya
terima kasih. hidup freelancer! 🙂
anjar
mungkin saya banyak berpikir, maunya jadi freelance tapi ga punya tabungan…hehehe
Nita Sellya
saya pernah begitu mas Anjar, dan cuma bertahan dua bulan. udah gak punya tabungan, belum dapat klien pula 😛
Yogi
Tips yang sangat bagus mba Nita, salam kenal 🙂
Nita Sellya
Salam kenal juga Mas Yogi, dan terima kasih 🙂
satrya
Wah ini benar2 artikel yang berguna sekali..
Apa lagi saya memang sedang membangun sebuah web portofolio dan akan memulai menjadi seorang freelancer…
Thx bgt mas… 😀
Nita Sellya
Senang sekali kalau pengalaman saya bisa berguna buat sesama pejuang freelance. Semangat! 😀
satrya
aduh maaf, saya menyebut anda mas… 😀
andriansah
Jadi freelance itu karena terpaksa. Jangan lupa banyak berdoa juga.
Nita Sellya
Betul, Ndri 🙂
Yofie Setiawan
Tips yang aman… Tergantung pribadi masing-masing sih, kalau saya tipe yang lebih suka memojokkan diri sendiri untuk mencapai hasil maksimal. Selama saya bekerja sebagai karyawan, saya selalu merasa bahwa saya tidak pada tempatnya, maka dari itu saya memberanikan diri untuk keluar dari pekerjaan tetap dan mengadu nasib dalam rimba freelance. Tentunya benar, pada awalnya sangat berbahaya, sempat susah cari makan, diragukan orangtua, bahkan sampai diputuskan pacar tercinta karena dianggap pengangguran tidak bermasa depan. Tapi semua pukulan itu membuat kita belajar untuk lebih kuat mental. Kadang bila pantat kita ditusuk dengan jarum barulah kita mau berlari cepat…
Nita Sellya
Wah pengelaman Mas Yofie seru banget! Untunglah sekarang sudah bisa merasakan hasil manis sebagai freelancer ya Mas. Mohon bimbingannya loh 🙂
Yofie Setiawan
pengen naek kelas actually, ga mau freelance terus haha…
Arrohwany
Goo…………..
Freeelanceeeeeeeeeerrrrrrr……..
Nita Sellya
yuk!
Dave Wauran
makasih atas tipsnya….kau ada lagi boleh biar termotivasi lagi nih!!!..
Nita Sellya
Sama-sama 🙂 di Ruang Freelance banyak sekali kok tips tips yang sangat memberikan semangat. 🙂
anton ashardi
Tinggal bagian “Now, you can quit your day job”… tapi gak kesampean trus :p
Nita Sellya
Jangan dipaksa kalau belum yakin 🙂
Eko Setiawan
Makasih mbak atas tips-tipsnya, sedang berusaha nih dengan temen-temen…
Sepakat..”Don’t give up!” 🙂
Nita Sellya
jangan lupa berbagi ceritanya 🙂
Heru Kurniawan
jadi freelancer susah-susah gampang, harus bermental baja, bermuka tebal dan tahan banting!! 😀
anggi krisna
siapa bilang gampang :D, susah pastinya…. tapi kalau mau dijalanin pastinya bisa, asal punya PASSIONnya. kerjanya bukan 8 jam minimal 12-15 jam sehari 😛
Nita Sellya
Setuju ama Mas Anggi. Saya aja bisa semaleman sendiri kalau ngerjahin terjemahan. Siangnya malah tidur 😛
Heru Kurniawan
hahaha, lebih banyak susahnya (itu rantanganya!!! ups tantangan ;)) )
antosalafy
artikel yang bagus dan inspirasi. boleh dicoba dan memang harus sabar dan ulet. terima kasih gan.
Nita Sellya
sama-sama, semoga bermanfaat ya 🙂
pesanlogo
klo sy, antara menulis dan desain, dapatnya cepat desain, jadinya tak terasa berhenti nulis selam 2 bulan 🙂 moga bulan depan bisa jalan keduannya. bagus artikelnya 🙂
Nita Sellya
amiiin 🙂
taufiq
Rame :),
great article,
emang susah…sah…sah,
180 derajat dari karyawan,
tp tetep ga kapok 🙂
Nita Sellya
dan jangan sampai kapok ya 🙂
taufiq
Baru baca artikel keren juga, mungkin juga pada udah baca, but just wanna share 🙂 http://freelancefolder.com/stop-working-at-home-from-destroying-your-life/ really great, and really what i lookin for, when life as a freelancer 🙂
Ade Iskandar
luar biasa..artikel ini memberikan pencerahan buat saya pribadi, thanks yah
Nita Sellya
senang bisa membantu 🙂
angga
Freelance dari hobi jadi profesi… tapi gimana klo setelah klien pertama, klien selanjut nya tak kunjung datang ya ? hehehe
Nita Sellya
ya kalau tidak dicari, gak dapet 😛
klien bukan ditunggu, tapi dicari 😉
umam
bisa ngga ya freelancer jadi sampingan
Nita Sellya
kalau itu saya nyebutnya “part time” mas 🙂
yarafa
Yang pasti mesti Action jangan kebanyakan plan bakalan nggak jadi nantinya….
mulya
hadoh..saya newbie di bidang ini.krn mrasa ga bgt dihargai bgt desain di daerah saya. mutuskan jd freelancer.tp ternyata sgt susah (uang terus keluar tp pemasukan ga seimbang) blum kena rasa bosan (klo jd pegawai biar males jg dpt gaji :D) skrg agak putus asa pgn rasanya ngelamar kerja lg…wajar ga sih newbie ky gini?tlg pencerahannya mbak…
Nita Sellya
wajar kalau saya bilang sih. saya pernah kok, apaplagi kalo pas gak ada proyek.
terserah mas mulya sebenernya. gak ada yang maksa jadi freelancer, dan gak ada yang maksa mesti ngantor. yang tahu yang terbaik buat mas kan ya diri mas sendiri 🙂
mulya
untunglah masih wajar :).sebenarnya dr freelance-lh saya mendptkan byk pngetahuan baru dlm desain-mau ga mau hrs blajar b.inggris walo acak adut -termotivasi untuk mmbuat yang terbaik(karena kalo ga gt ga dpt duit :D) smp di kecewakan calon klien 🙁 dsb.
tips nya sgt bagus mbak. mgkn sy jd kerja part time lah dlu ntar kalo dh bnr2 SIAP br jd freelancer.sambil trs recharge ilmu dr ruang freelance ini.hidup ruang freelance.i follow you.:D
Surabaya Web Design
Keren banget mas artikelnya. Aku baru mulai jadi freelance nih. masih belajar. menurut saya freelance is the way to free life 🙂
ilyasafsoh
bisakah kita ngobrol , saya tertarik dengan uraian di atas
Joe
Yah, kadang-kadang aku jadi keliru samada yang namanya ‘freelancer’ itu adakah sama aja dengan ‘jobless’.
Lantas gimana sih kalau ‘freelancer’ enggak punya tugasan untuk jangkamasa yang lama, bukankah itu ‘jobless’?
Maaf jika ada yang tersinggung, memangnya aku juga seorang freelancer, but ‘freelancer my way’.
edward purba
Tenang aja sob, aku juga sudah setahun ini jadi freelance di 99designs.com kok. Selama 4 bulan aku bisa ngantongin uang $4,000.00 cukup buat hidup.xixixi…
Menurutku jadi seorang freelance malah bikin kita hidup tidak terikat dengan jam kerja. Main ke blog aku juga yah, aku majang karyaku yang menang di 99designs tuh:D
Akhi Riyan
ehm, sya denger istilah freelancer dr guru sya?? ehm, mau tanya? apa saja sikap dan persiapan yang pertama kali harus dipenuhi serta dilakukan?? heehe ^_^
agaluh
Tipsnya sama banget waktu pertama memutuskan untuk freelance..nice tips
Dina Begum
Sudah tiga tahun aku jadi freelance. Officeless but not jobless :D. Setahun terakhir aku berkecimpung dalam bidang penerjemahan buku. Ini judul-judul buku yang sudah kuterjemahkan dalam setahun:
http://dinabegum.wordpress.com/my-translations/
kw
wow, akhirnya bertemu di sini…
tapi susah loh untuk mengubah mindset bahwa jadi freelancer itu “baik-baik” saja.
padahal sebenaarnya ya akan baik2 aja kalau kita masih mau berusaha. Rejeki yang mengatur Tuhan 🙂
Tetap semangat