Menjadi seorang freelancer—bahkan mantap menyudahi periode kerja fulltime, bukan berarti menghindarkan Anda dari masalah. Seorang freelancer yang berpengalaman tahu, akan ada banyak masalah dan hal-hal yang mereka benci, terjadi. Nah, jika Anda—seorang freelancer pemula dan baru berkarier, berikut adalah 10 kalimat yang paling dibenci freelancer—yang bisa Anda ambil sebagai pembelajaran.
1. “Tenang, bayaran Anda akan saya berikan, nanti.”
Beberapa orang bercanda:” Anda belum utuh menjadi freelancer sejati kalau belum pernah mendengar kalimat ini.” Bahkan, dalam beberapa kasus, sekalipun sudah memiliki kontrak, Anda mungkin tidak akan menerima balasan apa pun setelah kalimat, “Saya pasti akan membayar kamu, nanti.”
Di sinilah pentingnya sistem pembayaran 50/50. Jangan terkejut. Sebab sebagian besar klien dengan sifat ini bisa berasal dari perusahaan besar, profesional, yang Anda pikir jujur dan tidak akan pernah menipu Anda. Karenanya, ketimbang menerima pembayaran penuh di akhir, Anda bisa meminta setengahnya—yakni sebanyak 50%–sebagai DP. Dengan cara itu, setidaknya Anda bisa mengantisipasi setengah kerugian, bahkan jika klien tiba-tiba menghilang dari muka bumi.
2. “Bayaran Anda pasti dilunasi….. segera, setelah kami menghasilkan uang.”
Jangan pernah menerima tawaran bekerja dengan para pemimpi yang menganut paham: “Bisnis startup mereka akan laku dan terjual dengan harga mahal.” Biasanya mereka akan berbagi visi yang menggiurkan, dan berjanji membayar Anda sesuai persentase tertentu—saat mereka sudah mendapatkan uang dari startup.
Sekalipun itu mungkin berhasil, selalu ada kemungkinan pekerjaan Anda hanya akan berakhir sia-sia. Anda bahkan bisa membuktikannya langsung. Ada banyak freelancer di luar sana yang menerima kesepakatan model ini—namun sejauh ini belum terlihat kisah sukses dari mereka. Ingatlah, fokus Anda adalah untuk menyempurnakan skill—juga untuk menghasilkan keuntungan dengan hal itu.
3. “Mahal sekali, gaji karyawan saya bahkan masih lebih murah dari ini.”
Anda mungkin ingin membalas, bahkan jika bisa berteriak langsung, “Kalau begitu, minta saja karyawan Anda melakukan pekerjaan ini sendiri!”
Tetapi demi nama baik dan kesopanan, sebaiknya urungkanlah hal itu. Sebagai gantinya, ingatkan pada klien mengapa biaya Anda—sebagai seorang freelancer yang profesional—harus lebih tinggi ketimbang gaji karyawan pada umumnya.
Ingatlah, freelancer hanya bekerja untuk satu proyek. Mereka—tentu saja—tidak mendapatkan bonus, cuti, bahkan asuransi sebagai perlindungan dasar. Biaya mahal adalah “harga” yang harus diberikan para klien kepada freelancer dengan pekerjaan berkualitas tinggi sebagai gantinya.
4. “Freelancer lain punya tarif lebih murah.”
Jangan terkecoh, sebab ini adalah salah satu cara klien untuk mematok rendah jasa Anda. Mereka bisa saja menunjukkan situs penyedia jasa freelancer yang lebih murah—untuk membuktikan bahwa sudah selayaknya freelancer rela dibayar murah. Karenanya disarankan: percayalah dengan keahlian, jangan turunkan tarif, dan tetaplah pada hal itu.
Bagi para klien yang (tetap) menginginkan harga murah, ingatlah hal ini: “You’ll get what you pay.” Tarif freelancer yang murah, bisa jadi tidak menjamin kualitas dan etika kerja yang baik. Selalu ada “harga” untuk setiap kualitas.
5. “Dengan mengambil pekerjaan ini, Anda akan punya tambahan pengalaman juga jaringan… yang tak ternilai harganya.”
“Sebagai imbalannya, Anda bisa langsung bekerja dan belajar (secara gratis) di perusahaan kami.”
Tidakkah penawaran ini terdengar menjengkelkan? Sebab sama seperti para pekerja lainnya, seorang freelancer juga membutuhkan nominal sebagai imbalan atas pekerjaan yang sudah mereka kerjakan—meski pada faktanya, jaringan juga sangat penting.
Tidak berarti jaringan atau pengalaman akan jadi sia-sia. Semuanya tetap penting. Tetapi harus diingat, dalam banyak kasus, calon klien di masa depan tidak akan memberi banyak perhatian pada bagaimana keterampilan yang Anda punya, atau segudang baris pengalaman di portofolio.
6. “Maaf sekali, hingga kini belum ada email yang masuk soal tagihan dan pencairan dana.”
“Pasti ada sesuatu yang salah dengan jaringan emailnya, sebab kami belum menerima tagihan Anda. Tapi saat ini sudah terlambat untuk pencairan dana, tagihan pekerjaan Anda akan kami gabungkan dengan pembayaran bulan depan.”
Sebagai seorang freelancer, Anda mungkin akan menemukan salah satu kalimat yang paling dibenci para freelancer ini—yang mungkin disampaikan sebagai pengganti alasan keterlambatan atau penundaan secara sengaja. Bila Anda sedang berhadapan dengan klien tipe ini, janganlah berbedat. Sebab bagaimana pun juga, mereka akan menggeser tanggung jawab ke layanan email, sekalipun Anda tidak mendapatkan notifikasi gagalnya pengiriman email.
Jadi, Anda harus bagaimana? Kirimkan tagihan ulang, lalu aktiflah mengonfirmasi kepada klien untuk mengecek apakah mereka sudah benar-benar menerimanya. Pastikan bahwa mereka tidak lagi punya alasan untuk menyalahkan layanan email untuk yang kedua kalinya—dan membayar di bulan berikutnya. Jangan sisakan tempat untuk keragu-raguan, sebab klien tipe ini biasanya punya kecenderungan untuk menggunakan kembali alasan yang sama. Memang terkadang, kesalahan teknis semacam ini terjadi. Namun jika terlalu sering, sebaiknya Anda perlu berhati-hati untuk tidak lagi menerima penawaran kerja dari mereka.
7. “Saya pikir ini tidak sesuai, coba ganti dengan yang ini…”
Bagi beberapa freelancer, respon menyebalkan semacam ini sama saja dengan jawaban, “Saya ingin desain berbentuk lingkaran, tetapi harus terlihat seperti persegi (bagaimana pun caranya).”
Sebuah permintaan yang tak masuk akal, bukan? Sayangnya Anda harus ingat: klien jenis ini ada di mana-mana.
Ketakutan terbesar seorang freelancer adalah ketika berhadapan dengan seorang klien yang tidak tahu apa yang sebenarnya mereka inginkan. Apalagi, ketika dalam proses pengerjaannya, klien kehilangan arah sehingga tak lagi tahu apa yang benar-benar dia cari. Dalam hal ini, Andalah yang bertugas untuk mencarinya. Metode terbaik: ajukan pertanyaan atau beberapa sampel untuk mempersempit keputusannya. Bahkan jika waktu memungkinkan, Anda bisa menghubungi klien setelah satu atau dua hari untuk memberi Anda berdua waktu untuk benar-benar berpikir tentang arah proyek.
8. “Saya pikir, desainnya harus benar-benar terlihat mencolok…”
“Buat website ini lebih pop, lebih mencolok, lebih terang, dan lebih… menggiurkan.”
Saat Anda mendapatkan permintaan semacam ini, jangan mencoba untuk “memahaminya,” sebab kemungkinan besar pemahaman Anda tidak akan pernah sampai ke situ. Sebaliknya, mintalah klien untuk menjelaskan secara langsung—bukan dalam bentuk kata-kata—tentang apa yang dia mau. Mintalah dia untuk menunjukkan contoh gambar atau contoh desain lain yang menurutnya benar-benar sesuai dengan keinginannya.
9. “Sepertinya saya tidak cocok dengan desain ini, mungkin kita bisa mengulang dari awal… (dan tanpa biaya tambahan).”
Hal ini sering terjadi, apalagi bila Anda tidak menetapkan sampai sejauh mana revisi diperbolehkan. Karenanya, buatlah kesepakatan untuk biaya pengerjaan ulang, sebab “mulai dari awal lagi” selalu berarti “membuat desain yang sama sekali baru”—dan tentu saja itu menyita kembali waktu, pikiran, dan tenaga Anda (tanpa ada biaya tambahan).
Jangan biarkan kata-kata klien menipu Anda. Percayalah, selalu ada kemungkinan—bahwa setelah kerja keras dan pemborosan waktu akibat pendesainan ulang—klien justru memilih desain sebelumnya dan memutuskan tidak membayar desain ulang, sebab ia tidak menggunakannya.
10. “Lakukan apa yang Anda pikir bagus, Saya percaya sepenuhnya.”
Meski terdengar bahwa klien sangat percaya pada Anda, bisa jadi kalimat ini berarti, “Sebenarnya saya tidak tahu apa yang saya inginkan, jadi saya akan membiarkan Anda mencari tahu sendiri.”
Kalau memang seperti itu, tentu akan gawat, sebab di akhir pekerjaan, bisa-bisa klien mengatakan, “Ini tidak seperti yang saya pikirkan. Sepertinya ada bagian-bagian yang perlu ditambahkan dan dihapus, dan oh… kita mulai dari awal lagi saja ya.”
Penting untuk tahu dan mendeteksi kebutuhan klien sedari awal. Ajaklah dia untuk berbicara tentang ide dan kebutuhannya—sehingga Anda berdua bisa mendapatkan hasil yang sungguh-sungguh diinginkan klien.
Tak bisa diingkari, setelah membaca sepuluh kalimat yang paling dibenci para freelancer di atas, pekerjaan freelancer masih menjadi pekerjaan yang sama menggiurkan. Betapa tidak? Anda tidak perlu lagi berurusan dengan politik kantor, baik-buruknya perubahan mood manajer, Anda bahkan bisa “memecat” klien—tentunya dengan alasan yang masuk akal. Karenanya, harus diingat, beberapa poin di atas tak seharusnya menjadi hal yang bisa menghambat, melainkan menjadi pemicu Anda untuk bekerja dan menjadi problem solver dengan lebih baik lagi.
yunan
wah bagus banget nih artikel nya
share juga donks gan caranya tips menangin project dari client bagi pemula 😀