Sejauh saya bergelut dalam dunia Freelance, sedikit banyak mulai mengenal berbagai macam tipe klien, mulai dari yang paling rese’, paling nyaman, hingga paling dari segala paling.
Peristiwa yang saya coba share kali ini terjadi sekitar 2 tahun yang lalu, dimana ada client dari US yang meminta mengubah situsnya menjadi sesuai dengan yang dia inginkan. Kebetulan kalau klien saya ini orangnya juga paham komputer dan sedikit banyak tentang desain grafis. Karena saat itu saya belum terjun ke dunia profesional, saya sempat bingung waktu ditanya berapa “sang klien” harus membayar untuk jasa saya. Dengan cueknya saya jawab terserah, anda bisa bayar ke rekening paypal saya.
Ternyata jawaban terserah ini adalah kata yang tabu untuk diucapkan kepada para bule, karena berdasar pengalaman saya, kata terserah itu menandakan betapa tidak profesionalnya kita dalam memberikan layanan. Akhirnya dengan terpaksa saya memberikan biaya dengan berbagai kriteria dan klien setuju.
Alhamdulillah klien masih sering kontak-kontak saya tanya keluarga atau sekedar menyapa atau bahkan kirim sedikit Dollar yang dimana saat ini harga tukarnya masih bisa diandalkan. Semoga bisa terus bertahan seperti ini *devil mode on* 🙂
Menjadi Freelancer itu pilihan seperti anda memilih ketika memutuskan untuk menjadi seorang karyawan, karena hal ini bersifat pilihan anda juga harus siap dengan segala konsekuensinya, dan anda sudah berada dalam jalur yang benar ketika berlangganan tulisan-tulisan di Ruang Freelance ini karena disini anda akan banyak sekali bertemu dengan para jagoan yang tidak segan-segan mengeluarkan jurus andalan agar anda bisa lebih nyaman di dunia freelance ini.
Semoga Anti-Kata terserah ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan bisa lebih bijak menghargai tiap proyek yang diberikan.
Share pengalaman Anda disini dan update artikel menarik ruangfreelance dengan berlangganan RSS, email, dan twitter
Tongkonan
Dalam melamar kerja pun di dunia offline kata terserah sering kali membuat orang gagal diterima bekerja ketika ditanya “mau digaji berapa?”
anggi krisna
lebih baik menggunakan angka Rp 100 dari pada kata terserah, hal ini akan membawa kamu ke harga Rp 10jt perproject
cizkah
*gak nyambung sih*, tapi rada gemes dari kemarin ngeliat list feed di footer yang keluar jalur tapi gak dibener-benerin sampe skrg. Pada gak nyadar ya?
taufiq
HA3x baru inget kejadian terserah, bisa aja om jauhari bahasnya,,, gue pernah bilang terserah, and eng-ing-eng, bikin sakit hati tuh fee,,,,,,
hi3x….. jadi ketawa2 sendiri 😀
Jauhari
@taufiq
Pengalaman Guru Yang Terbaik kang, walaupun hasrat orang jawa masih sering saya bawa bawa dengan memberikan harga yang tidak menyakitkan bagi yang order.
Saya selalu mencoba menawarkan HARGA YANG MEMBUMI aja biar sama sama suka, sama sama enak dan ANDA PUWAS kami JUGA PUWAS bukan ANDA PUWAS KAMI LEMAS ke ke ke ke
Dominikus Juju
Kalo menurut aku si, kata “terserah” itu menandakan kita ga punya patokan harga, padahal si setiap desain baik web atau grafis tentunya memiliki harga yang berbeda.Mau mahal atau murah ya patokan harga itu harus ada.
willy4987
jadi pengen nih menjadi seorang freelancer walaupun pekerjaan tetap sudah ada. khan ga ada salahnya menjadi seorang freelancer. soalnya pekerjaan tetap gw tidak menghargai orang2 spt gw. memahami komputer tidak akan mendapatkan apresiasi atau bisa dikatakan disepelekan. tapi dibutuhkan. anehhhh yahhhh
gw mau tanya untuk menjadi seorang freelancer hal2 apa saja kah yang dibutuhkan atau skil apa yang dibutuhkan. sebagai contoh gw cuma tahu tentang komputer itupun ga banyak cuma dikit. kl buat website itupun cuma joomla dan sekarang dah pada lupa karna ga pernah gw latih dan akhirnya sekarang gw beralih ke blogger dehhh. kl disain web gw cuma tahu desain web untuk blogger itupun banyak belajar dari tutorial kang rohman. jadi apakah orang seperti saya bisa menjadi seorang freelancer ????
idemenulis
Terserah?
Nggak la ya…
Kita harus berani pasang tarif.
Karena itu nunjukin tingkat keprofesionalan kita.
dan seberapa jauh kita menghargai skill yang kita miliki.
Rommi Ariesta
Kalau tak mau menyebutkan nilai, katakan jawaban yang mengambang. Kita bisa melontarkan pertanyaan balik.
“Kira-kira untuk kreasi desain seperti ini dan melihat dari portofolio saya selama ini berapa harga yang cocok untuk itu?”
Atau kasih range, “misalnya dari xxxx – yyyy”.
Belajar dari buku wawancara kerja tentang tips gaji.:)
anggi krisna
@ Rommi Ariesta: gak setuju dengan melontarkan pertanyaan balik, takutnya bisa jadi bumerang. soalnya bisa lebih subyektif bukan obyektif. Dan saya lebih setuju dengan range harga .. lebih masuk akal
@ Willy4987: baca ruangfreelance dari awal 😀 , maka willy lebih positif thinking dan jangan takut ini itu tidak bisa. belajar dan belajar maka kamu akan semakin bisa dan mahir.
Ben Haryoyuda
Kalo aku sih ya cari2 tau lah range biasanya berapa.. ya dua atau tiga source yang bisa jadi bahan pertimbangan.. Somehow ya juga dikasi kriteria berat apa nggaknya kerjaan kita.. Ya.. mulai-mulai menakar2 porsi kerjaan kita dengan uang lah..
Osing
La, terus gimana dong untuk menentuken harga projectnya, misal kata kita ga tau?
Atau yang kedua,.. aku malah kebiasaan “terserah”. Habisnya ga ngerti harus ngasih berapa? Jelas, ndak profesional banget koyo ngene iki.
Sholeh
salam kenal semua..
emang, harga projek sebuah website ada dikisaran berapa..?
anggi krisna
50 rb palingan :D, pertanyaan yang sangat2 membosankan
keaglez
waduh, waktu pertama kali freelance juga aku pake rumus terserah… 😀 tapi untungnya dibayar lumayan juga… Sekarang sih pake rumus matematika aja… xD
temon
terimakasih pada om jauhari, yg kemarin bisa kasih info soal kisaran harga…
jadinya proses tawar menawar pun jadi lancar, namun klien ga kontak2 lagi gegara sepertinya harga yg deal kemaren kemahalen… 🙁 *buat pengalaman saja deh, jangan selalu pasang harga tinggi klo akhirnya klien merasa dirugikan dan milih ke rumput tetangga