Oleh: Taufiq Ridha – Based Idea Studio
“Saya seorang Freelancer, dan saya fleksibel dalam hal jam kerja”
Yup, ini adalah salah satu kata yang sering kita dengar di dunia freelancer. Lalu apakah semua freelance bekerja pada jam yang fleksibel? Saya yakin hal ini juga yang anda pertimbangkan ketika anda memilih untuk terjun ke dunia freelance.
Kita memang bos untuk diri kita sekarang, kita berhak menentukan dimana kita kerja, dengan siapa kita bekerja. dan sebagainya. Lalu apakah termasuk dengan jam kerja ? Jawabannya mungkin tidak. Jam kerja adalah hal yang sangat penting untuk para pekerja, seorang karyawan punya standard jam kerja sehari 8 jam, walaupun mungkin dalam kenyataannya mereka tidak bekerja 8 jam fulll :), tapi ada dimana saat mereka berada dalam “jam kerja” mereka, begitupun freelancer.
Saya memulai menjadi freelancer dengan jam kerja yang sangat fleksibel, kadang mulai di siang hari, pagi hari, ataupun baru memulai setelah makan malam. Well, i must to said ini tidak baik untuk anda, karena anda akan bingung dimana jam kerja anda sesungguhnya. Anda akan bingung dimana jam saat anda produktif, dan lebih parahnya sadar atau tidak anda akan terlihat bekerja seharian.
Lalu apakah ini berarti ini menghilangkan esensi dari fleksibel jam bekerja anda sebagai seorang freelancer ? Tentu tidak, anda tetap bebas menentukan jam dimana anda akan bekerja, namun yang penting disini adalah “Buatlah sebuah rutinitas jam kerja”. Ya, anda bisa menentukan anda memulai bekerja di siang hari, ataupun malah malam hari, yang jelas buat itu sebagai rutinitas anda. mengapa hal itu penting ? Berikut beberapa keuntungan jika anda menerapkan hal tersebut,
1. Anda dan mereka akan tahu kapan saat anda bekerja
Salah satu tantangan seorang freelancer adalah memisahkan antara kehidupan personal dan pekerjaan. Seperti yang saya katakan sebelumnya, ketika anda tidak punya rutinitas, maka lingkungan anda, ataupun anda sendiri tidak tahu kapan saat anda bekerja. dan itu akan berdampak buruk. Bayangkan bila orang di sekeliling anda atau pasangan anda mengira anda seorang freelancer dan semua waktu anda dianggap free, atau sebaliknya malah semua waktu anda dianggap jam kerja ? Membuat sebuah rutinitas, memudahkan anda dan mereka tahu kapan anda sedang bekerja, dan kapan anda selesai bekerja.
2. Klien Mengetahui kapan dapat menghubungi anda.
Klien, selalu berfikir anda dapat dihubungi pada saat jam kerja mereka (9 – 5), beruntung jika anda memulai bekerja juga di pagi hari, bagaimana jika anda hari ini memulai di pagi hari, kemudian besok di malam hari, besoknya di pagi lagi ? Tentu akan lebih mudah jika anda mempunyai rutinitas, katakan jika anda memulai jam kerja anda di malam hari ( karena sebagian besar klien anda berada di luar negeri ), anda dapat mengatakan kepada klien anda untuk dapat menghubungi di saat malam hari, karena jam kerja anda pada saat malam hari.
3. Lebih Produktif
Dulu saya tidak mempunyai rutinitas jam kerja, kadang mulai di pagi hari, kemudian berhenti, dan melanjutkan pada malam hari. Saya bisa terlihat bekerja sepanjang hari namun tidak merasa produktif, kenapa ? Karena saat bekerja saya tidak merasa ada dalam “jam kerja” saya. Sekarang saya memulai jam kerja saya di jam 10.30 – 12.30 biasa saya menyebutnya morning session, di session ini saya memulai dengan pekerjaan yang ringan seperti membalas email, menyusun to do, membaca feed reader, dll. Setelah itu saya lanjutkan dengan afternoon session 13.00 – 17.00 disini barulah saya mengerjakan pekerjaan saya yang telah di list pada sebelumnya.
Oke, saya memang bekerja hanya 6 jam perhari, tapi 6 jam yang produktif, jauh saat sebelum saya membuat jam kerja saya sendiri. saya dapat fokus di 6 jam itu karena saya tahu itu adalah saat jam kerja saya. No more distraction, karena mereka tahu saat itu adalah jam kerja saya, dan itu saya lakukan setiap hari.
Hasilnya saya jauh lebih produktif ketimbang jam kerja yang “semaunya” sebelumnya.
Menjadi freelancer memang tidak mudah, banyak tantangan yang harus dihadapi, terutama disiplin diri, karena anda adalah bos untuk diri anda sendiri, dan jam kerja adalah salah satunya.
Buatlah sebuah rutinitas jam kerja anda, dan disiplin akan hal itu, karena freelance bukan berarti anda semaunya menentukan kapan anda kerja.
“Employees come to the office if and when they feel like it, or else they work from home. I don’t believe in the 40-hour workweek, so we cut all that BS about being somewhere for a certain number of hours. I have no idea how many hours my employees work — I just know they get the work done.” – Jason Fried
Baca Juga :
Lalu bagaimana jam kerja anda sekarang ? Apakah sudah anda tetapkan ? Atau masih ‘semaunya’? :p
Yogi
Saran aja buat RF, sebaiknya sebelum tulisan dipublish dirapiin dulu format tulisan, paragraf, heading, dll biar lebih enak untuk dibaca.
Tongkonanku
Hehe.. jam kerja saya belum teratur. Masih semaunya. 😀
sofwan
Alhamdulillah, jam kerja saya udah teratur, namun belum seperti yang di harapkan untuk jadwal dan rutinitas nya.
Adam Rachmad
Iya memang sperti yg mas bilang, jam yg fleksible malah membuat client saya bingung. Entah kapan mereka harus menelpon saya di waktu yg tepat.
Karena ada beberapa yang tidak mengerti saya juga punya kesibukan pribadi misalnya untuk keluarga. Kadang telp tidak diangkat atau telp mati mereka malah berfikir negatif.
Jam kerja saya atau standby sama kok kyk orang kantor, baru saya terapkan 6 bulan ini. Dan alhamdulillah saya bisa atur waktu supaya tidak bentrok.
BTW, sya pusing mas baca artikelnya… 😀
Taufiq
Eh.. Iya baru liat ternyata udah di publish, Thanks RF
iya anyway ko berantakan formatnya 🙂 ?
agoes82
Untuk formating sudah di perbaikin. Karena kemarin dari word jadi langsung dimasukkan kedalamnya.
Taufiq
Matur nuhun Kang Agoes 🙂
Dina Tantri
Bisnisku ada 2.. Jadi sehari bagi waktu utk kerjaan client, dan ngurus bisnis online. Yang ada seharian work work work n work dan berusaha keras spy week end gak ngerjain kerjaan client, kecuali subjectnya Urgent 😀