Tulisan kali ini masih tentang mood, masih juga tentang sudut pandang para freelancer tentang bagaimana mereka berhadapan dengan mood, dan bagaimana mereka mencari cara untuk mengembalikkan mood kalau lagi jalan-jalan entah kemana.
Pekerjaan freealance bisa dilakukan diberbagai tempat, bagi mereka yang tidak punya kantor sendiri, bisa ber-coding ria, membuat ilustrasi, mendesain web atau menulis konten diberbagai tempat, bisa di cafe, di perpustakaan, toko buku atau di tempat lain yang merupakan tempat favorit mereka.
Tempat-tempat yang bukan kantor seperti ini, bagi sebagain freelancer terkadang membuat pekerjaan menjadi lebih lancar atau minimal mengembalikkan mood yan hilang ketika bekerja di satu tempat saja.
Setidaknya itu salah satu hal yang dilakukan Yohan, seorang freelancer yang saya wawancarai lewat email tentang berbagai hal seputaran mood.
Yohan merupakan founder ThinkRooms, studio web development yang mengerjakan berbagai pekerjaan lepas termasuk didalamnya pekerjaan seputar web developer, web designer, internet solution network dan siystem integration. Yohan juga menjadi kontributor di RuangFreelance.
Ok, berikut wawancara dengan Yohan, semoga memberi inspirasi.
RuangFreealnce [RF]: Bagaimana caranya menghadapi mood?
Yohan [Y]: Kadang mood bergantung dengan suasana hati dan sekitar. Kalau mood-nya ga ada karena malas biasanya gw nyari tempat yang buat kerja. Misalnya di kafe. Karena di kafe ga ada tempat tidur buat malas-malasan.
Dan satu-satunya yang bisa dilakukan adalah kerja. Terkadang kalau ga ada mood tahapan paling susah adalah memulai bekerja. Biasanya kalau dah mulai moodnya bisa ikut datang.
RF: Bagaimana caranya mengembalikkan mood? Kalau bisa sebutin contoh kongkrit, misalnya jalan-jalan atau main game.
Y: Biasanya kalau mood-nya ga ada karena transisi project atau project sebelumnya selesai dan saatnya memulai project baru maka menyempatnya diri untuk menghibur diri.
Misalnya weekend sama sekali ga nyentuh kerjaan, atau liburan ke luar kota khususnya ke tempat yang tenang misalnya ke pantai. Lalu balik dari liburan berusaha mengumpulkan mood untuk memulai pekerjaan baru.
RF: Bisa diceritakan berapa lama biasanya mood kerja bertahan?
Y: Biasanya kalau memulai project baru tuh bisa semangat dan bisa lama. Kadang 2 minggu bisa kuat. Tapi kadang kalau lebih dari itu biasanya agak mulai jenuh. Kalau udah gitu kadang harus diakali seperti cari tempat yang mendukung buat kerja.
RF: Terus kalau mood hilang, biasanya berapa lama balik lagi? apa cara ngembaliin mood yang biasa dilakukan selalu berhasil atau kadang-kadang gak juga? kalo gak berhasil, ada cara untuk tetap bisa bekerja?
Y: Hitungan mood atau nggak tuh perhari kalau bagi gw. Jadi kalau bangun pagi trus mood bagus bisa sampai malam kerja terus. Tapi kalau dari pagi ga ada mood agak susah juga buat balikin-nya. Kadang kalau hari itu ga mood biasanya nyoba nyari kesibukan lain atau refreshing dan berharap malam bisa dapat mood buat kerja.
RF: Apakah mood selalu berhubungan dengan produktifitas kerja?
Y: Iya, kalau belum dikejar deadline atau tidak diawasi. Karena pada saat belum dekat deadline dan tidak ada yang mengawasi biasanya tidak ada pemacu lain yang bisa memacu untuk bekerja. Tidak ada tekanan yang bisa bikin freelance bekerja.
RF: Biasa nggak kerja tetap produktif meskipun gak ada mood?
Y: Kadang kondisinya kalau udah dekat deadline mau nggak mau dipaksakan produktif. Jadi tekanan atau dorongan kerjanya adalah deadline tapi terkadang hasilnya ga sebagus kalau dorongannya adalah mood kerja.
Kalau deadline terkadang kita pake solusi paling cepat dengan pertimbangan kualitas kode lebih sedikit. Kalau mood, kualitas lebih dipertimbangkan walaupun terkadang menyita waktu lebih banyak.
RF: Apakah menurut Yohan mood itu penting? sepenting apakah?
Y: Untuk web developer mood penting untuk menghasilkan kode yang bagus atau berkualitas. Jadi bukan sekedar menyelesaikan masalah.
RF: Last word, ada saran atau tips untuk mereka yang bekerja sebagai freelance yang berhubungan dengan mood.
Y: Jangan paksakan diri bekerja 7 hari seminggu. Usahakan weekend dimanfaatkan untuk refreshing karena pengalaman saya bekerja full seminggu terkadang hasilnya sama dengan 5 hari seminggu.
——————
Semoga dengan dua tulisan yang berkaitan dengan mengatur mood bisa menambah wawasan pada pembaca RuangFreelance dan membantu dalam mengelola mood dalam bekerja.
Punya ide atau usulan dalam mengatur mood, tentu saja, para pembaca RuangFreelance bisa berbagai dengan menuliskannya di kolom komentar.
Arya
“Jangan paksakan diri bekerja 7 hari seminggu. Usahakan weekend dimanfaatkan untuk refreshing karena pengalaman saya bekerja full seminggu terkadang hasilnya sama dengan 5 hari seminggu.”
Setuju sih, walau faktanya weekend dipaksa untuk jalan sama keluarga atau pacar… oh well
Rizky Eka F
weekend untuk refreshing memang dibutuhkan sih…
tapi kalau saya weekend itu enak dipakai buat kerja, karena saya masih kerja kantoran & menjadi freelance di luar jam kerja,
jadi ya harus memanfaatkna waktu dengan baik 🙂
Kusnadi
Sebelumnya terima kasih banyak atas artikel nya..
Saya coba posting komen ya mas….
Masalah mood..
Terkadang saya gunain cara yang sebenarnya justru beresiko malah ngilangin mood, yaitu ngerjain sesuatu yang saat itu muncul tiba-tiba, misalnya lagi pengen gambar manual atau sekedar coret-coret kertas yang justru malah keasyikan di situ…
Thx semuanya…