Freelancers, kenapa kita harus belajar mengatur keuangan? Tentu jawabannya bervariasi.
“Golongan menengah belum tentu punya uang. Yang jelas, mereka tidak melarat. Tapi, sering saya bertemu dengan mereka yang menurut saya masuk dalam Golongan Menengah namun hidup miskin.”
Paragraf ini menggelitik saya ketika membaca buku Untuk Indonesia yang Kuat karya Ligwina Hananto –perencana keuangan-. Dengan lugas Ligwina mendefinisikan golongan menengah sebagai golongan yang berdaya. Tapi kenapa bisa hidup miskin?
Apakah freelancers termasuk ke dalam golongan menengah yang tidak melarat tetapi mungkin miskin? Cek di bawah ini:
- Memiliki penghasilan tetap tetapi sebelum akhir bulan sudah kehabisan uang?
- Memiliki utang berkepanjangan yang tidak ada habisnya?
- Memiliki barang-barang bagus tetapi kuatir karena tidak punya tabungan?
- Memiliki hidup yang berkecukupan tetapi kuatir tidak mampu menyekolahkan anak-anak dengan baik?
- Memiliki rumah tetapi berkemungkinan besar harus menjual rumah bagus karena tidak punya dana pensiun?
Jawabannya adalah karena Golongan Menengah ini tidak mengatur keuangan dengan benar!
Saya menemukan fakta menarik dalam buku ini, bagaimana Golongan menengah memiliki beban dua arah. Maksudnya begini, ketika kita dewasa dan mulai membiaya hidup sendiri (atau istri dan anak), kita juga harus membiaya orang tua. Kenapa bisa begitu? karena orang tua kita tidak menyiapkan dana pensiun. Ini seperti lingkaran setan.
Melihat orang tua saya, diusia 63 tahun masih bekerja. Saya kemudian sadar, mungkin orang tua saya tidak memiliki pengetahuan mengatur keuangan dengan benar. Bagaimana merancang keuangan masa depan. Tidak mengetahui bahwa menabung saja tidak cukup!
Freelancers yang tetap berpenghasilan namun jumlahnya tidak tetap, harus sadar bahwa pengetahuan dan mengatur keuangan itu wajib hukumnya. Tidak ada kata terlambat! Freelancers bisa mulai dengan membaca buku Ligwina Hananto, setiap tulisan disajikan ringan, mudah dipahami, dan ada petunjuk praktis 100 Langkah untuk Tidak Miskin. Freelancers juga akan diajarkan bagaimana cara menghitung dana darurat, pensiun, kesehatan, pendidikan, dll.
Nggak mau mengulangi kesalahan generasi sebelumnya kan? Yuk belajar mengatur keuangan!
nurul huda
jadi mana ini tipsnya ???