Musik adalah salah satu hal dalam hidup yang membuat pendengarnya bisa tertawa, bahagia, sedih, mendadak kangen, atau semakin bete. Bisa jadi demikian. Bunyi-bunyian sudah akrab dengan manusia sejak zaman dahulu. Banyak sejarah menuliskan, musik bisa menjadi alat pemacu semangat untuk berperang hanya bermodal genderang dan terompet.
Freelancer Image via Shutterstock
Bagaimana dengan musik saat ini? Semakin beragam genre dan jenis alat musiknya. Bahkan, sebuah jenis musik bisa dipadukan dengan jenis lainnya yang berbeda jauhnya bagaikan langit dan bumi. *halah* Contohlah musik dangdut. Sudah ada pemusik yang memadukan dangdut dengan jazz. Reggae dengan pop? Penyatuannya bisa nyaman di telinga bila dipadukan dengan pas.
Pengaruh Musik Bagi Manusia
Menurut saya, musik adalah sarana pelepasan emosi seseorang. Pun, diyakini bisa membuat seseorang menjadi lebih cerdas. Itu sebabnya banyak orangtua yang memberikan stimulasi kepada janin dengan memperdengarkan lagu klasik pada saat-saat tertentu.
Bagaimana dengan yang tak mendapatkan stimulasi sejak janin? Apakah tak akan menjadi cerdas? Siapa bilang! 🙂 Musik bisa dipelajari pada usia berapa pun. Lebih dini, memang lebih baik. Banyak di luar sana yang memiliki bakat bermusik, tetapi tak mendapatkan latihan yang cukup dan rutin. Mungkin karena faktor tak mengerti sukanya jenis musik apa atau bingung mau menentukan akan menguasai alat musik yang mana.
Bermusik Demi Mendapat Penghasilan
Saya ingat salah satu film produksi tahun 2003 yang dibintangi Jack Black, tentang seorang rockstar wannabe, yang melihat banyak potensi bermusik pada “anak didiknya” di sekolah. Ketika akhirnya ditendang dari sekolah karena sudah melakukan penipuan profesi pun, akhirnya seorang Dewey Finn bisa membuka kursus musik yang cocok bagi dirinya dan para muridnya.
Tak ada penjelasan apakah Dewey Finn memiliki sertifikat atau tidak untuk keahliannya bermain musik, tetapi toh orangtua yang tajir melintir itu tetap percaya kepadanya untuk mengajarkan anak-anak mereka sesuai bakat yang dimiliki si anak.
Nah, kamu memiliki bakat bermusik? Ingin mendapatkan penghasilan tambahan? Bagaimana kalau menjadi guru musik? Belum bersertifikat? Baiklah, setidaknya kamu bisa melengkapinya agar bisa lebih meyakinkan para calon pengguna jasamu. Atau modal otodidak dan nekat seperti Dewey dan Ned Schneebly sahabatnya itu bisa dijadikan contoh.
Bagaimana denganmu? Ada yang memiliki pengalaman senada atau berbeda? Silakan berbagi di kolom komentar.
Adisti
Modal otodidak sebaiknya tidak dijadikan dasar untuk nekat menjadi pengajar musik. Sebab, untuk menjadi pengajar musik yang baik dibutuhkan ilmu pengetahuan dan teknik yang matang. Kesalahan teknik tertentu pada beberapa alat musik bahkan bisa menyebabkan cedera yg bisa berdampak serius pada kesehatan. Kualitas pengajar menentukan kualitas musisi dan pengajar generasi berikutnya. Saya sendiri sebagai pengajar musik, masih aktif belajar dgn musisi lain yang jauh lebih bagus lagi. Mari sama-sama tingkatkan kualitas diri sebagai pengajar demi terlahirnya generasi yg lebih baik lagi di masa yg akan datang
Andiana Moedasir
Terima kasih untuk saran dan masukannya, pasti berguna sekali untuk para pembaca dan peminat musik lainnya 🙂