Tidak memandang jenis freelancer tertentu, melakukan profesi berarti Anda sedang berbisnis. Bahkan karena terlalu banyak memikirkan deadline, klien, invoice, dll banyak hal tertentu yang sebenarnya kecil namun sangat penting untuk dilakukan. Sampai hal yang dianggap remeh ini pun kadang malas untuk dilakukan para freelancer.
image from here
Tulisan ini berisi tentang tips-tips untuk menangani tugas ‘remeh’ tersebut tetapi juga bisa membuatnya lebih menarik untuk Anda lakukan.
Membuat to do list
To do list selain berguna sebagai pengingat tugas-tugas penting yang harus Anda lakukan juga bisa membuat freelancer semakin produktif. To do list membuat kita berusaha mengingat tugas, membaginya ke dalam waktu tertentu dalam satu hari, mekanisme penyelesaiannya, dan membuat kita lebih produktif pada hari itu. Seringnya, kita membuat to do list tapi tidak pernah menyelesaikannya, yang ada malah tugas-tugas tersebut semakin menumpuk. Coba kembali ingat kapan Anda terakhir kali men’ceklis’ semua item pada to do list? 😀
Semakin banyak tugas yang kita tumpuk dan melihat catatan tersebut membuat kita menjadi panik dan malah semakin tidak produktif. Lalu bagaimana caranya?
Agar tujuan membuat to do list tercapai, cobalah untuk membatasi hal-hal yang akan Anda lakukan untuk to do list hari tersebut, misalnya 5 task. Pada pagi hari atau malam sebelumnya buatlah daftar tersebut dengan prioritas paling penting beserta jam dan durasinya. Setelah itu, berusaha untuk tidak menambah item lagi. Ketika selesai dengan 1 task tidak terasa tinggal 4 task lagi dan menyusul item lainnya.
Menentukan Deadline
Berbicara mengenai freelancer tidak terlepas dari 2 hal, deadline dan klien. Deadline bisa membuat hubungan kita dengan klien menjadi lebih baik namun freelancer mana yang menyukai deadline. Sekali mengulur waktu, hubungan dengan klien bisa hancur.
Caranya ada dua. Pertama, Anda dapat ‘berbohong’. Hhmm. Maksudnya bukan berbohong bermaksud jahat. Misalnya klien menanyakan kapan Anda bisa menyelesaikan pekerjannya. Anda sebenarnya sanggup 2 hari selesai namun untuk jaga-jaga Anda bilang 4 hari selesai. Kedua, selain membatasi to do list, batasi juga tenggat waktu pengerjaan to do list yang belum diprioritaskan. Misalnya membayar pajak tidak bisa Anda masukan to do list hari ini namun Anda membuat deadline pembayaran pajak 2 hari kemudian.
Follow Up
Mager alias malas bergerak menjadi alasan utama mengapa freelancer sangat membenci untuk follow up. Inginnya sih, klien yang butuh yang mereka yang samperin. Inginnya sih dikasih tugas sudah dikasih detail di awal, lalu Anda tinggal mengerjakannya sebaik mungkin. Akan tetapi, jika Anda ingin menjalin kerjasama yang lebih baik dan lebih lama dengan klien, follow up menjadi suatu keharusan.
Waktu kapan seharusnya follow up juga menjadi persoalan. Jika terlalu cepat, klien malah menganggap kita terlalu terburu-buru, tidak sabaran, atau malah tidak mengangkat telepon atau membalas email karena terlalu cerewet. Terlalu lama malah membuat klien tidak percaya dan mengalihkan pekerjaan Anda kepada orang lain.
Cara mengatasinya, buatlah perjanjian sebelumnya. Misalnya Anda tanyakan kepada klien: “Kapan saya bisa menghubungi Anda lagi untuk membahas tentang proyek ini?” atau tandai di kalender Anda kapan saja klien Anda bersedia untuk dihubungi 😉
Marketing sampai (mati)
Yup, menjadi freelancer sukses bukan berarti terlepas dari tugas memasarkan bisnis Anda. Marketing menjadi wajib hukumnya ketika Anda memutuskan untuk berbisnis. #tanyakenapa
Jelas, mendapatkan klien. Jika tidak ada klien, bagaimana bisa jadi freelancer sukses? 😀
Kabar baiknya adalah Anda tidak perlu lagi memasang iklan di koran, majalah, dll. Zaman sekarang, semua serba online. Termasuk marketing. Marketing via social media sudah tidak asing lagi di dengar, Facebook, Twitter, Pinterest, dll. Semua serba mudah untuk dijalankan.
Baca Juga :
Jadi, bagaimana? Mudah bukan? Sebenarnya semua bisa dibuat lebih ‘bekerja’ dan lebih ‘mudah’ jika kita mau melakukannya dan tentunya trik tertentu 😉