Semasa kecil dulu, jadi penulis mungkin bukan cita-cita impian. Alias kalah pamor dari pilot, dokter, insinyur, astronot, dll. Kalaupun ada, bisa dipastikan orang tua yang mendengarnya langsung buru-buru ‘mengarahkan’ ke jalur yang ‘benar’. “Kamu yakin mau jadi penulis? Susah lho, hidup dari menulis,” atau, “Syukur-syukur kalau tulisannya dimuat di koran, dibayar. Kalau nggak ntar nggak punya uang dong, Sayang.”
Kalau ekspresi Anda sekarang meringis, yah berarti itu pengalaman kita bersama. Heheheh.
Tapi, jaman sudah berubah, cuy! Sekarang bukan lagi masa di mana media massa cetak adalah satu-satunya kesempatan berkarier jadi penulis. Bahkan, orang tua kita yang dulu berkata begitu hampir pasti tidak pernah membayangkan anaknya sekarang jadi freelance writer, begitupun dengan manisnya peluang menerbitkan ebook.
Ebook? Ya, ebook.
Saat ini, ebook adalah lintasan favorit para penulis untuk meningkatkan karier menulisnya. Dengan menerbitkan ebook, Anda nggak butuh penerbit. Dengan menerbitkan ebook, karya Anda akan lebih mudah dipasarkan, dan relatif terus menghasilkan pendapatan (untuk ebook berbayar) selama promosi terus berjalan dan topik yang dibahas tetap relevan. Apalagi dengan hadirnya perangkat ebook reader semacam Amazon Kindle yang menunjukkan tingginya minat masyarakat global terhadap ebook (walaupun di Indonesia mungkin belum, maklum minat bacanya masih rendah).
“Tapi, bukannya bikin ebook itu ribet?”
Jangan keburu minder dengan membayangkan ‘wah saya bakal menulis buku, gimana nih’. Di sini, Ruang Freelance akan membeberkan beberapa tips untuk menulis ebook berbayar yang penjualannya tak akan lekang dimakan waktu. 😉
#1 Pintar-pintar Memilih Topik
Pastikan kalau ebook Anda memuat informasi yang bukan hanya dibutuhkan tapi juga membuat orang lain bersedia untuk membayar demi ebook tersebut. Gimana bisa? Pertama-tama, mari tentukan topik yang spesifik. Misalnya, “resep masakan” adalah topik yang umum. “Resep masakan untuk penderita diabetes” adalah topik spesifik.
#2 Cari Komunitas Yang Mendukung
Kekuatan komunitas di dunia internet sudah nggak diragukan lagi. Contoh mudahnya, lihat saja Kaskus. Nah, topik ebook yang bagus adalah topik yang spesifik, popular, dan dicari oleh banyak orang. Indikator dari kriteria-kriteria di atas adalah dengan mencari komunitas yang berhubungan dengan topik tersebut. Kalau ada (lebih bagus lagi kalau banyak), berarti calon pembeli pun akan semakin banyak, kan?
#3 Mencontoh Politisi: Bikin Janji di Awal
Setelah dapat topik yang sesuai, sekarang saatnya menentukan judul. Ups, bukan, ini bukan judul skripsi yang harus pakai Usulan Penelitian, kok. *galau skripsi* Selain berguna untuk bikin orang penasaran sehingga akhirnya beli, judul yang disisipi janji juga menjaga kita tetap fokus supaya nggak membahas topik yang sebenarnya melenceng dari judul ebook kita. Misalnya, judul yang disisipi janji untuk topik “resep masakan untuk penderita diabetes” tadi adalah “Resep Masakan Lezat dan Praktis untuk 30 Hari – Menjaga Gula Darah Penderita Diabetes Tetap Stabil”.
#4 Bikin Kerangka Tulisan
Kerangka tulisan di sini nggak harus seformal seperti yang diajarkan di pelajaran Bahasa Indonesia waktu SMA dulu. Yang penting adalah kita merinci subtopik apa saja yang harus dibahas dan target jumlah kata untuk setiap subtopik tersebut.
#5 Jangan Mencontoh Politisi: Tepati Janji Sampai Akhir
Kita adalah freelancers, bukan politisi. Jadi, tepati janji sampai akhir ya. 😀 Kalau tadi judul ebook kita adalah “Resep Masakan Lezat dan Praktis untuk 30 Hari – Menjaga Gula Darah Penderita Diabetes Tetap Stabil”, jangan membahas apapun tentang penyakit diabetes kecuali kalau itu berhubungan dengan kadar gula darah, dan diet makanan yang dapat menjaganya agar tetap stabil.
Siap Mulai?
Baca Juga :
- Ini Dia Referensi dan Tools Wajib Freelance Writer, Newbie Harus Tahu
- Masih Ragu Jadi Ghost Writer? Yuk, Simak Lima Manfaatnya!
Sekian tips singkat menulis ebook dari Ruang Freelance. Mudah-mudahan bermanfaat, jadi jangan ragu buat mempraktekkan, ya. Konon, freelance writer dengan jam terbang tinggi bisa menulis kira-kira satu ebook dalam seminggu, lho. Jadi, kenapa kita nggak bisa?
Linda
ide menarik! kira-kira distribusi penjualannya gimana?
Shinta Yanirma
emm, kalau distribusi dalam hal promosi, bisa lewat social media. bisa juga pakai semacam afiliasi jadi yg bantu jualin dapat komisi dari tiap ebook yg terjual.
kalau masalah pengiriman, buat sementara bisa via email. tapi kalau udah skala besar, misalnya sampai ratusan download per hari, mbak bisa pakai ecommerce plugin jadi pengirimannya otomatis.:)
zul
ecommerce plugin itu boleh download di mne yer…kalau boleh thu….
Anggi Krisna
untuk awalan kita bisa kasih gratis or sifatnya donasi, why setidaknya orang tau dulu kita 🙂 and next will be premium.
Hangga Nuarta
Kalau yang gratis tadi udah disebarin sama orang-orang yang dapat duluan gimana Mas? Gak laku dong yang premium?
Shinta Yanirma
@Hangga Nuarta tentunya beda barang antara ebook yang gratisan dgn premium. misalnya ebooknya terdiri dari 3 seri, mungkin yang pertama bisa digratiskan buat spoiler & promo.. kalo orang tertarik besar kemungkinan dia berani bayar buat yang kedua & ketiga. 🙂
ApepHerya
Mastah ney tulisannya, apakah yg nulisnya sudah punya e-book juga? maju terus freelancing Indonesia…
Shinta Yanirma
doakan saja segera rilis mas hehehe.. tapi sebenernya tips di atas applicable buat hampir seluruh jenis tulisan kok, nggak hanya ebook. yep, hidup freelancing. 😉
Hangga Nuarta
Kayaknya bagus juga diterapin untuk nulis esai, Mbak. 😀
Rina As
Membuat ebook seperti membuat sebuah buku, sepertinya ilmu saya belum cukup nie…
Nice share mbak Shinta…
Shinta Yanirma
Ilmu kan nggak terbatas mbak, kalau nunggu ilmu terus nanti gak akan ada habisnya. Coba dulu aja dari sekarang 😀
edi wijoyo kusumo
Wahh inspiratip bgt nih postingan anda.. 😀
Jadi tambah semangat nih buat corat-coret :p
salam kenal yaaaaa….
Shinta Yanirma
salam kenal juga mas edi, ayo semangat corat-coret!
Gfunkerwin
Usulan yang secara pribadi saya dukung habis karena:
1. Bagi penulis yang karyanya sulit diterbitkan karena satu dan lain hal seperti masih dalam antrian revisi dari penerbit dll.
2. Karya yang sudah terbit namun memiliki kendala distribusi
3. Akses, bayangkan lebih banyak yang tahu bahwa kita bisa nulis dan distribusinya yang lebih mudah krn gak pake ke toko buku
4. Akses ke para pembaca berbahasa Indonesia, tidak saja disini loh…
Namun segala kemudahan tadi juga memiliki hal-hal lain yang perlu diperhatikan:
1. Kualitas penulisan atau kontennya, tidak menarik ya tidak dibaca atau tidak dibeli
2. Promosi, tidak dipromosikan tidak ada yang baca dan download juga jadi marketing perlu walaupun biayanya lebih ekonomis ketimbang media konvensional
3. Seperti tulisan diatas, ikutin saja formatnya…
Media digital memberikan kesempatan yang luas bagi mereka yang selama ini dalam istilah saya terkucilkan hehehehehehe untuk menjadi lebih kreatif.
Jadi, selamat bekerja dan makin kreatif…
Shinta Yanirma
nah! terima kasih buat saran tambahannya mas 🙂
Gfunkerwin
Sama-sama juga mbak.
Oya, kami bisa bantu jika ada kawan2 yang siap dengan E-Booknya untuk dipublikasikan melalui ranah iPad atau Android Tablet.
fitri
tertarik. tapi, gimana caranya ya??? masih bingung euy…
Shinta Yanirma
pertama-tama, coba nyalakan laptop/PC. bikin file Ms. Word, mulailah mengetik. 🙂
toko herbal
kalau ebook yang free sih asal-asalan gak papa, tapi apabila tujuanya untuk dijual atau premium, yah, paling tidak harus bener-bener dijaga kualitas kontentnya. Karena beberapa waktu lalu banyak sekali ebook yang berbayar, tapi kualitasnya sungguh sampah,dan orang barangkali dikasi freepun tidak mau, jauh sekali dari promosinya yang bombastis..dan bener, setelah itu tenggelam, penelisnya samape sekarang gak tahu kabarnya…
yang jelas, sekali pemebli kecewa, jangan harap produk laku dikemudian hari…yup, karena orang uda pada merasa ketipu
so, menurut ane kualitas adalah tetep nomer satu
Shinta Yanirma
Betul sekali mas/mba.. ebook berkualitas = sesuai dengan topik dan konten yang dijanjikan di promo 😉
menulis ebook
Menulis ebook bisa jadi alternatif buat yang mau menerbitkan buku sendiri. Yang penting dikemas secara menarik
inu
sangat setuju kalau jangan melulu kita membuat ebook yang gratisan aja, sekali2 buat pembaca membeli ebook kita,hhe
Purwokerto Web Designer & Front End Developer
cahaya inspirasi
Selama ini saya membuat ebook masih terbatas untuk dibagikan gratis kepada pengunjung, supaya mereka bisa mengingat nama blog saya yang saya sertakan dalam ebook.