Jadi sekarang lagi sibuk apa nih, Kak Rere?
Hm… Yang terbaru sih, aku keterima kerja part time.
Wah, Kak Rere keren ya sekarang, udah kerja part time!
*cengar-cengir bahagia*
—
Part time.
Istilah yang tidak asing di telinga saya. Malah sudah sejak lama saya memimpikan bisa kerja part time.
Rasanya terdengar menyenangkan melakukan pekerjaan dengan waktu yang tidak harus menyita seluruh masa di satu hari yang saya miliki. Lebih dari itu, melakukan kerja part time dan akhirnya menjadi part timer itu rasanya, jujur saja, keren. *Iya, dangkal sekali memang pikiran saya ya. :p*
Part Time dan Freelance : Berbeda?
Awalnya, saya hanya berniat mencari kegiatan pengisi waktu luang. Saat tiba-tiba muncul kesempatan part time di bidang yang cukup saya sukai dan lumayan potensial dari segi kemampuan, saya pun memberanikan diri mencoba, dan akhirnya diterima.
Yang tidak saya pahami saat itu adalah, bahwa di dunia ini masih ada istilah menarik lainnya selain part time. Kita sebut saja dengan : Freelance.
Freelance cukup familiar, tapi belum secara pasti bisa saya dimengerti.
Uniknya, yang tidak saya sadari adalah bahwa saat saya masuk dunia part time saya, saya juga ternyata sedang tercebur ke dunia freelance. Oh ya? *sepertinya iya. Saya sendiri juga kurang yakin, sih. Haha*
Jadi, part time dan freelance itu sama dong?
Hm… Sekarang mari kita lihat.
“Freelance is somebody who is self-employed and is not committed to a particular employer long term” – Wikipedia
“Part time is a form of employment that carries fewer hours per week than a full-time job. Workers are considered to be part time if they commonly work fewer than 30 or 35 hours per week” – Wikipedia
Part time dan freelance bisa jadi 2 hal yang saling berkaitan.
Pada freelance, para freelancer biasa bekerja di waktu yang mereka tentukan sendiri secara fleksibel (self-employed), dan waktu yang mereka tentukan tersebut umumnya tidak bersifat penuh atau seharian (jatuhnya jadi part time).
Jadi kalau mau dibedakan, sepenuhnya beda juga tidak. Malah ada istilah lain lagi yang namanya part-time freelancer. *nah lho, apa lagi ini? Hehe*
Bukan Awal, Bukan Akhir
Untuk saya, si awam yang masih sangat minim pengalaman ini, menjadi freelancer mungkin bermula karena tersasar, dari niat awal menjadi part timer.
Tapi tersasar tak selamanya salah. Tersasar yang ini justru membuka banyak lintasan dan memaksa saya menguak banyak hal yang selama ini hanya sedikit-sedikit saya tahu. Dan buat saya, ini menyenangkan. 🙂
Untuk kalian yang sedang berpikir akan masuk ke dunia freelance, part time, atau apapun istilahnya itu, mungkin beberapa hal di bawah dapat dijadikan pertimbangan sebelum melakukan dan memilih tercebur ke dalamnya.
- Cari tahu kemampuan kamu
Dari sekian banyak hal dan kegiatan yang kamu lakukan, pasti ada satu atau bahkan beberapa hal yang kamu rasa paling sanggup untuk kamu lakukan dan hasilnya dapat maksimal. Cari tahu apa saja kemampuan itu, lalu kerucutkan ke bidang-bidang tertentu.
Tentang ini, bisa tengok tulisan Jalur Freelance yang Bisa Dipilih.
- Pilih yang kamu suka
Tips untuk para Writer atau Translator di dunia Freelance
Dari beberapa hal yang paling ahli kamu lakukan tadi, pasti ada hal yang jadi favorit kamu untuk dilakukan. Simpelnya, kamu senang dan tidak merasa tertekan saat mengerjakan hal tersebut. Nah, pilihlah yang itu. Jangan sampai kamu malah memaksa mengerjakan apa yang sebenarnya tidak kamu sukai sama sekali.
Tentang ini, lebih seru baca juga tulisan tentang Passion dari Aria Rajasa.
- Mulai dengan yang ringan
Sekarang saatnya memulai. Namanya juga awal, bisa jadi tidak akan mudah. Karenanya, tidak usah bikin diri sendiri pusing, mulai saja dari yang ringan dulu. Seperti kata seorang ustadz ternama asal Bandung, mulai dari yang kecil dulu. Tenang saja, setelahnya pasti akan banyak hal besar yang terbuka dan menunggu untuk digarap. 😉
Intinya, menjadi freelancer atau part timer itu tidak sesulit yang dibayangkan, tapi juga tidak semudah membalik telapak tangan. Tetap ada hal-hal yang tidak jarang jadi tantangan dan pembuat down semangat.
Baca Juga :
Tapi kalau kembali ke pertimbangan awal dan ingat senangnya, kalau saya sih, lelah dan stuck-nya jadi bisa lebih teratasi. Hehe.
Then, selamat mencoba ber-part time! Eh, atau ber-freelance? Ya, apapun itu yang kalian pilih deh. 😀
roy
saya fulltime freelancer..:D
Muthia Alfiani
Wah, gimana rasanya jd fulltime freelancer Mas?
Bagi pengalamannya juga Mas. Hehehe. *maklum masih anak bawang. hehe :p
Yogie
Halo mas2 dan mba2, saya lagi cari2 part-time job untuk ngisi waktu luang saya yang lumayan banyak nih, terutama di malam hari. Saat ini saya kerja di proyek sebagai mechanical field engineer. Saya bisa ngetik cepat (10 jari bukan 11 jari hehe), bahasa inggris lumayan (TOEFL 500), ada hobi di bidang elektronika praktis. Kira2 jalur freelance apa ya yang bisa saya coba? Need your advice please. Terima kasih.
eko marwanto
Baca dulu pelan-pelan ah sekalian saurr…hehe
belonomi
bekerja freelance memang menyenangkan, tapi ada juga fasilitas-fasilitas yang tidak kita dapatkan seperti bila kita menjadi pekerja tetap pada suatu perusahaan ya bos?