Sebagian besar freelancer yang mengandalkan Freelance Market macam Elance, GetAFreelancer, RentAcode, dan Scriptlance untuk mendapatkan pekerjaan, pasti sudah mengerti bagaimana kerasnya persaingan. Terutama persaingan untuk memenangkan lelang pekerjaan.
Tak jarang lelang proposal kita dikalahkan oleh freelancer dari luar negeri yang jelas-jelas kita tahu mereka minta bayaran dan deadline lebih dari kita, contoh:
untuk pekerjaan membuat aplikasi website anda meminta bayaran $50 dan deadline 1 hari, mereka meminta bayaran $70 dengan deadline 2 hari.
Melihat keadaan seperti ini kadang kita sudah merasa proposal kita-lah yang akan dipilih. Tetapi kenyataan berkata lain, esoknya Anda mendapat email dari freelance market yang isi nya mengatakan bahwa proyek sudah ditutup, dan yang dipilih employer bukan kita, melainkan mereka.
Kenapa? kadang kita bingung kenapa tawaran kita ditolak, padahal Anda tahu pekerjaan tersebut bisa Anda lakukan, dan memang tidak memerlukan waktu yang lama sampai 2 hari seperti yang ditawarkan mereka. Bisa jadi dikarenakan :
Portfolio
Karena rata-rata employer membutuhkan pembuktian yang nyata seperti hasil kerja kita dulu-dulu, dan sebagian besar freelancer yang baru memulai pasti belum mempunyai portfolio atau apapun itu.
Profil
Anda pasti pernah melihat profil-profil dari freelancer-freelancer yang sering memenangkan lelang proyek. Di profil nya kadang ditulis pengalaman-pengalaman mereka. Ada yang menulis hasil-hasil pekerjaannya, dan tidak jarang juga ditulis tempat bekerja dia sebelum nya, atau tempat sekolah dia dahulu.
Tempat bekerja dia sebelumnya? Ya, hal inilah yang saya maksud, sebagai contoh,
Dalam suatu lelang pekerjaan membuat kalkulator, detail proyek sudah anda baca, dan anda merasa ini pekerjaan mudah, karena saya sudah pernah membuat program seperti ini sebelumnya, tetapi ada seseorang dari luar negeri yang mengaku dahulu dia developer di Microsoft atau Google (misalnya :D) tetapi sekarang sudah resign, atau dia lulusan dari Harvard.
Apakah anda masih percaya kalau misalkan anda memberi penawaran proposal, proposal Anda bakal menang? walaupun harga yang Anda tawarkan mungkin sangat murah. Kalau saya jujur, lebih memilih mencari yang lain saja, secara saingannya mantan developer Microsoft. Daripada capek-capek nulis proposal pakai bahasa inggris, kan mending buat facebook-an hehehehe :D. Jadi intinya meskipun kita belum tahu kalau Ia mantan developer Microsoft beneran, secara nggak langsung mental kita turun kalau sudah dengar begitu, terus kalau misal kita yang jadi employer pasti lebih memilih dia, yang sudah terbukti kualitas nya.
Dari cerita di atas kita tahu satu hal, Nama atau Brand sangat berpengaruh pada penilaian klien. Coba bayangkan enak mana coklat buatan swiss atau coklat buatan tetangga sebelah? secara tidak langsung kita pasti langsung memberi penilaian kalau coklat dari swiss lebih enak daripada coklat buatan tetangga sebelah,ย ya kan?
Padahal kita belum mencoba coklat nya. Bisa saja lebih enak coklat tetangga sebelah, soal nya rasa nya manis, coklat swiss kan biasa nya pahit. Back to topic, jadi mungkin kita bisa mempertimbangkan untuk membuat suatu perkumpulan/organisasi freelancer, yang anggota orang-orang Indonesia. Anggota dari perkumpulan nanti nya bisa memakai nama organisasi waktu dia memberi penawaran proposal. Kalau setiap freelancer dari Indonesia mengaku anggota dari oraganisasi itu lama kelamaan pasti timbul branding sendiri di antara para pemberi pekerjaan, yang tentunya sangat membantu buat freelancer baru agar bisa segera mendapat pekerjaan dan juga tentu nya mengharumkan nama Indonesia di mata pemberi pekerjaan.
Rencana ini mungkin masih menjadi wacana, karena jujur, saya pribadi masih kurang pengalaman di hal seperti ini. Tetapi mungkin dari anda ada yang tertarik, bisa menghubungi saya melalui e-mail, atau tinggalin komentar saja di bawah sini.
Kritik, saran dan masukkan yang membangun sangat diharapkan ๐
anggi krisna
sebenarnya asosiasi yg dimaksud Rizky sudah ada wacananya sebelum RF lahir, tapi untuk awalan… RF dibuat untuk mengetahui seberapa besar freelancer Indonesia yang mau terlibat dan memerlukan asosiasi tersebut.
Komunitas, rasa kepemilikan, dan rasa percaya diri harus dibutuhkan untuk membuat suatu asosiasi tersebut besar. bukannya hanya dibuat lalu di tinggalkan ๐
kita tunggu teman2 yg lain
Richard Fang
hmm klo menurut gue asosiasi seperti itu terlalu besar yah untuk sekarang ini, dan seperti kita tau ga gampang mengelola nya, blom lagi waktu yg di butuhkan sampai dapat pengakuan dunia luar
nanti mungkin aja bisa ada asosiasi gitu, tapi untuk freelancer yg baru mau mulai, kenapa ga mulai dengan blog? tentu blog yang sesuai dengan kemampuan sendiri (blog desain, code / web dev, writing dll), nah dari situ personal branding terbangun
IMHO, lebih baik jalanin yang bisa di jalanin sendiri untuk ‘menjual’ diri sendiri di banding mengandalkan suatu kelompok/asosiasi
zam.web.id
sekarang zam jadi tahu mengapa lahir jurusgrafis.com ๐
Richard Fang
oh ya nambahin, kelemahan maju pake nama asosiasi adalah kalau salah satu anggota messed it up, imbas negatif bakalan kena ke semua anggota..
seperti beberapa minggu yg lalu coba hire coder dari asosiasi tertentu dari Odesk, and he messed it up, otomatis penilaian gue terhadap asosiasi sang coder langsung engga banget
anggi krisna
memang kerja sendiri-sendiri lebih aman, yg pada akhirnya seperti sekarang ini jadi oneman show :D. jelek ditanggung sendiri dan baikpun dibawa sendiri.
awalnya asosiasi ini, gue terpikir dari temen2 juga yang sudah lebih dahulu membawa namanya didunia luar, dan mereka “sangat” berhasil membawa nama Indonesia dan jadi sebuah kepercayaan orang luar terhadap kita. Sebut saja :
iyay, Firman firdaus, dan gage –> beberapa orang kepercayaan http://xhtmlized.com/
ncus –> membuat handipoints yang dulunya incaran disney
Anggi bratadinata, deden fathurahman dan pria purnama –> Trippert Labs and eyespot
Ade, I Nengah Januartha, Harry JH and erwin –> Bayinteractive
Boy avianto –> Web UI Designer/Developer CUNY
Viking karwur –> dengan berbagai pengalamannya di dunia freelance
dan banyak lagi ๐
melihat kepercayaan dari perusahaan besar mau bernegosiasi dengan kita (Indonesia), jadi timbul rasa bersatunya..
untuk masuk ke asosiasi ini memang harus banyak kriteria dan standar pastinya :D. bentuknya seperti apa? menurut gue gak perlu muluk2 sih… bisa jadi seperti buatan @glennmars http://freelancerandco.com/.
dengan melihat latar belakang mereka seputar pengalaman, skill, dan karya bisa menunjukan kepada dunia bahwa kita besar dan mampu ๐
Richard Fang
hmm mungkin aja sih, tapi menurut gue klo menawarkan diri jangan mengandalkan nama asosiasi ini, kita kan ga tau performance orang gimana, mungkin aja bukan yg orang nya yg bermasalah, tapi ada faktor2 lain (pihak ke 3 misalnya yg akhirnya bikin projek jadi bermasalah)
so for me, untuk saat ini sih mending lone wolf aja hehehe kalaupun perlu pihak ke 3 paling gue ngasih rekomendasi, bukan gue yang bertanggung jawab
anggi krisna
mungkin nama atau kata ASOSIASI terkesan formal or old school :D, mungkin BOLDSPACE INDONESIA or RUANGFREELANCE sendiri bisa menjadi tempatnya ๐
dulu idenya sih dari ncus, bayu, bowo, deon dan anggi (dulu temen2 godote.com)
Rizky Abdilah
@Richard : memang sih hal seperti ini masih terlalu muluk-muluk atau terkesan berlebihan, apalagi sampai dapat pengakuan dari dunia luar :D, bukan pekerjaan mudah memang
tapi meniru kata-katanya John F Kennedy
“Banyak orang bertanya padaku, mengapa? bagaimana? . dan saya selalu menjawab, Kenapa tidak?”
Lagian kalau terus mencari kekurangan demi kekurangan pasti nggak ada habisnya kan?
Sesuatu yang besar awalnya juga dari hal kecil juga ๐
Richard Fang
yup gue juga percaya ga ada yg ga mungkin, hanya penerapan nya aja yg harus di pikirkan benar2, klo buat gue tetep, untuk menawarkan diri mencari projek lebih baik ga membawa nama kelompok/network/asosiasi dll
mungkin network ini bisa sebagai payung (misal untuk penentuan harga, hak2 freelancer, dll tapi ga untuk sebagai nama bisnis, kayak pengalaman gue di Odesk itu), seperti kata Anggi RuangFreelance lama kelamaan juga bisa jadi kaya gitu
tapi klo misalnya “halo, saya Richard dari Ruang Freelance mau menawarkan jasa webdesain, portfolio saya ada di bla bla..” kayaknya engga deh ๐
henry
Asosiasi, partner, ato apapun namanya itu ujungnya adalah menawarkan jasa ke client. bedanya sendiri ato bersama2. Menurut gw, lebih baik sendiri dulu. Klopun kita harus kerjasama better bentuknya as a partner kontrakan per project. Klo kita udah buat yang namanya organisasi, bener2 dibutuhkan kesamaan visi, kepercayaan, dan job desk yang jelas. Byngin aja klo kita udah komitmen focus ke organisasinya, ternyata partner kita 1 bulan belum dapet project udah buka jobsdb.com ato cari2 freelance job buat dia sendiri? wah sakit kan..
Setuju dengan Richard, klo mau ngebranding diri main aja di blog dan ga ada yang instan. Gw sendiri mempertimbangkan buat blog sebagai sarana softsell-nya.
Rizky Abdilah
memang betul ga ada yang instan, semua harus dari nol, bisa lewat blog atau website pribadi.
tapi kalau misalnya ada asosiasi, partner, ato apapun yang menaungi pasti ngemudahin freelancer baru buat ngenalin diri dan mencari pekerjaan.
saya setuju dengan Anggi, http://freelancerandco.com/
Jimi
Ya memang klo pertama kita ga punya nama, dan itu membutuhkan waktu. Ada yang punya cara yang bagus untuk menaikkan rating freelance baru??
http://bamboe.site50.net
Rizky Abdilah
kalau saya waktu pertama-pertama nggak mikirin bayaran dulu, pokoknya hasil pekerjaan harus bagus, masalah bayaran itu nomor kesekian :D….
tapi juga jangan lupa buat minta feedback dari mereka pemberi kerja, masak kerja susah2 nggak dapat feedback ๐
kalau saya sih gitu, mungkin ada yang lain nya??
Fikri Online
Kalau menurut saya, rencana untuk membuat asosiasi itu memang sangat baik, tetapi alangkah lebih baik kalau kita LAKUKAN SEKARANG JUGA, untuk membuat asosiasi, jadi bukan hanya sekedar rencana aja… Sekalian, kalau senior-senior sudah buat asosiasi, saya newbie pertama yang akan jadi member,, he he ๐
Caroline
Permisi, sya pengen jd freelance nih.. Tp sya gk ngerti sma skli, lgian sya msh SMA.. Dan jg sya cm pnya klbhan di b.ing, sya prnah coba cri lwngn freelance article writer, tp sya gk ngrti cra2 ny.. Bntuin donk..
Thx before..
kharis sulistiyono
wah.. wah.. wah… branding sama beratnya belajar desain WP theme.
enyo
Hi freelancers !
nah, ini keren nih buat yang optimis berburu secara kelompok :
Gue kaget banget pas ngetik ‘animation’ di contractor search-nya Elance yang nongol tuh company dari Indonesia on the first rank dan you know lah saingan di Elance tuh kaya gimana.
Bukti kalo dengan adanya nama brand kita bakal bisa dapet cap lebih reliable dari klien.
Jadi gue setuju dengan ide branding grup, tapi pastinya cuma jagoan yg boleh ikut ๐