Freelancing secara utuh alias full time mensyaratkan komitmen yang setara dengan pernikahan. Misalnya, berpegang teguh untuk tidak berselingkuh.
Freelance Image via Shutterstock
Berani taruhan, pada awalnya kamu akan merasa hangat dan mungkin agar bingung bercampur pikiran yang tak fokus ketika memulai berenang di perairan freelancing. Bagaimana pun juga, kamu tak perlu mengatakan pada semua orang, berapa lamanya dalam sehari kamu bekerja. Intinya adalah, kamu memiliki kebebasan berkreativitas. Dulu, kamu pernah sangat antusias dan semangat. Oh ya, bisnismu juga dimulai dengan sangat hebat. Bulan madu yang sangat sempurna. Benar, kan?
Beberapa bulan kemudian, kenyataan mulai menepuk pipimu. Kamu menyadari bahwa kamu adalah bos bagi dirimu sendiri dan sekarang harus menjawab permasalahan klienmu. Bekerja pada waktumu sendiri sekarang diterjemahkan menjadi malam-malam yang kian larut dan kebebasan kreativitas tergantung pandangan dari klienmu. Mendadak, hal ini tak terlihat keren seperti pada mula pertamanya. Pahit, bro!
Kamu mulai merasa terganggu. Perdebatan meledak dan kamu mulai berhenti berbicara dengan klienmu. Pekerjaanmu mulai membuatmu menderita dan sebelum menyadarinya, kamu berpikir berpisah dari bisnis freelance dan kembali ke pekerjaan kantoran. Begitu ya?
Untuk mencegah hal buruk terjadi, belajarlah untuk tetap menggenggam semangatmu dan tetap jatuh cinta pada pekerjaan freelancing meski semuanya nampak buruk.
Jangan Asal Mengambil Pilihan Freelancing
Sangatlah mudah untuk melupakan mengapa dulu kamu memulai freelancing. Kamu mulai mengambil kebebasan dalam dunia freelancing begitu saja dan berakhir dengan menyakiti bisnismu sendiri.
Kamu tidak memulai freelance agar dapat bangun siang hari, bekerja dengan tetap menggunakan piyama, atau menjadi pertapa. Kamu melakukannya, hingga kamu dapat mengambil kebebasan itu dan memilih proyek yang lebih menarik minatmu, mendapatkan lebih dari yang kamu lakukan pada pekerjaan kantoran dan melakukan semua yang ingin kamu lakukan dalam hidup. Sepertinya terlihat sempurna dan menarik ya?
Tetapi tak ada satu pun dari hal itu akan terjadi kalau semangatmu mengendur. Pekerjaan freelance kamu ya seperti itu – sebuah bisnis. Perlakukanlah sebagaimana mestinya.
Jangan Pernah Tidur dalam Keadaan Marah
Tak peduli apakah klien reseh itu membuatmu bad mood atau kamu ada masalah dengan proyek yang nyaris sulit dipecahkan, pergi tidur dalam keadaan marah dan frustrasi hanya akan membuatmu bangun tidur dalam keadaan yang sama.
Alih-alih bekerja sepanjang malam tanpa hasil dan bangun grogi pada hari berikutnya, cobalah keluar dari rutinitas sejenak. Tontonlah televisi, pergi keluar bersama teman, dan bebas melakukan apapun yang kamu pilih untuk bersantai. Kemudian kamu bisa merencanakan pekerjaanmu agar bisa dituntaskan lebih awal pada hari berikutnya.
Bangun pada pukul empat pagi untuk bekerja menyelesaikan proyek sulit adalah lebih baik daripada memaksakan diri mengerjakannya semalam suntuk lantas pergi tidur dalam keadaan stress dan mengantuk. Sekali saja kamu putuskan untuk beristirahat, pikiranmu akan segar, santai, dan lebih baik untuk dapat mencari solusinya.
Ambillah waktu sejenak untuk menenangkan diri dan bersabarlah. Pisahkan dirimu dari pekerjaan, maka kamu akan menemukan dirimu berada dalam situasi yang menjengkelkan. Lebih penting lagi adalah, jangan pernah berpikir tentang pekerjaan saat kamu sedang jauh darinya. Misal, sedang berlibur di kebun teh, ya ngapain juga memikirkan pekerjaan. Santailah sejenak.
Cobalah Fleksibel
Meski mungkin kamu merasa harus detil dan merasa ribet dengan tenggat kerja and with all those progress updates, tetapi klienmu mungkin tidak segitu pedulinya. Jika kamu tak sabaran dan bangun pagi ketika tak mendapatkan feedback dari klien secepat yang kaumau, maka langsung saja kerjakan tahap berikutnya, dan dipastikan kamu akan penuh dengan ketegangan. Senewen? Iya. Klien dan pekerjaannya memang sepenuhnya penting bagimu, tetapi mungkin tidak begitu yang ada dalam pikiran mereka. Mereka memiliki tanggungjawab lain dan memberimu feedback tidak masuk dalam agenda utama mereka meskipun yang sedang kautangani adalah proyek bernilai tinggi.
Apakah kamu tetap mengirimkan e-mail pengingat untuk mengirim feedback padamu atau meyakinkan dari awal bahwa kamu ingin feedback dalam 24 jam setelah pengerjaan sebagian dari proyek? Kamu membuat dirimu menjadi stress. Toh kamu juga tak mungkin membuat klienmu hanya mengurusmu, kan?
Tak ada yang suka bekerja dengan seseorang yang tak bisa memastikan pekerjaannya sendiri, tak fleksibel, dan tak bisa mengambil alih dengan baik tugasnya.
Berbuat semuanya menjadi fleksibel dan teratur bukan hanya tentang feedback. Bisa saja tentang syarat pembayaran, tenggat proyek, biaya keterlambatan dan sebagainya. Jika kamu membuatnya demikian kaku, maka freelance tak akan lagi menyenangkan.
Belajar Untuk Berkompromi
Pernikahanmu dengan dunia freelance tak akan bertahan lama jika kamu tak belajar untuk berkompromi. Bukan kompromi dengan kualitas atau etos kerjamu. Maksudnya adalah kamu harus belajar untuk menerima bahwa kamu tak bisa memaksakan diri semua harus sesuai keinginanmu.
Sebagai freelancer, kamu harus memiliki ide sendiri bagaimana sebuah proyek seharusnya diselesaikan dan apa yang harus dikerjakan dengan lebih baik. Setelah bekerja demikian kerasnya, secara emosi kamu terlibat terhadap proyek itu dan ingin semua terlihat sempurna.
Kamu bersikeras bahwa ide atau visimu itu benar dan klien tidak? Bersiaplah dengan hubunganmu dan klien menjadi semakin tak menyenangkan. Hal ini juga akan membuatmu frustrasi, stres, dan membuatmu jengkel. Semua emosi ini adalah racun bagi bisnis freelance kamu.
Tetap ingat satu hal bahwa klienlah yang membuat keputusan akhir. Tentu saja, kamu dapat membuat pendapat dan menawarkan nasihat tetapi klien tidak berkewajiban untuk menerimanya, kan? Jadi, kapan pun kamu mulai kesal karena klien tidak “patuh” untuk mengambil nasihatmu, ingatlah bahwa tugasmu sebagai freelancer adalah untuk memastikan pekerjaanmu merefleksikan visi klienmu, bukan visimu.
Saat kamu menyadari semua poin penting itu, dunia freelance kamu akan jauh lebih mudah. Percaya? 🙂
Me-Time
Bekerja terlalu keras untuk waktu yang lama dan tak peduli betapa kamu mencintai pekerjaanmu akan berdampak negatif terhadap dirimu sendiri. Cobalah sejenak untuk beristirahat agar semangat tetap terjaga dan menyala.
Paling tidak setahun sekali, ambillah beberapa minggu untuk menjauh dari pekerjaanmu. Kamu bisa jalan-jalan, berkemah, mengunjungi keluarga dan teman, atau lalukan apa saja. Berdiam diri dalam rumah juga oke tetapi jangan bekerja. Beritahu klien bahwa kamu sedang cuti. (Hey, memangnya pekerja kantoran saja yang butuh cuti?) Berikan pekerjaanmu sebelum tenggat waktunya, delegasikan orang lain untuk mengerjakannya, atau mintalah perpanjangan waktu. Tak sulit untuk melakukannya, kan?
Dan jika kamu benar-benar tak bisa menjauh dari pekerjaanmu, bawa saja pekerjaanmu sambil berlibur. Hanya saja, perpendek waktu kerjamu dan nikmatilah liburan di akhir waktu. Bekerjalah sebentar di pagi hari sebelum berjalan-jalan. Atau, bekerjalah di tepi pantai. Banyak kemungkinan yang bisa dipilih.
Bahkan, jika kamu tak juga bisa mengaturnya, coba lingkari kalendermu untuk berlibur setiap dua pekan.
Pelajari Hal Baru
Jika kamu seorang spesialis, akan tiba saatnya kamu merasa mentok.Tentu pengecualian jika kamu memilih tetap dalam posisi yang sama dan menyukainya tetapi setelah beberapa waktu, pasti akan terasa mulai membosankan. Abaikan perasaan ini dengan memelajari banyak hal baru. Ini akan membantumu tetap tertarik dengan dunia freelance dan memberimu keahlian baru.
Bersenang-senanglah!
Jika kamu tidak bangun tidur dengan penuh semangat untuk menyambut hari kerjamu, kamu tak cukup bersenang-senang dan freelance akan terasa mulai menjadi beban.
Mengerjakan hobi atau proyek pribadi cukup membantu mengurangi stres dan menjaga minatmu terhadap pekerjaan freelance tetap hidup. Ambillah sedikit waktu, meski hanya sejam di akhir pekan, untuk melakukan apa pun yang kamu suka. Tentu saja bebas memilih proyek pribadimu selama hal itu menyenangkan dan kamu tak sabar untuk melakukannya.
Tak hanya untuk menyalakan kembali minatmu terhadap dunia freelance tetapi juga memberimu pilihan untuk menciptakan passive income yang tetap mengalir sehingga ketergantungan terhadap klien akan berkurang.
Jadi, apa yang akan kamu lakukan agar tetap mencintai pekerjaan freelance? Bagaimana kamu menjaga semangatmu tetap hidup?
Ryan
Nice info and tips….