Ada bocoran! Ada bocoran! Hashtag#Angelist yang marak digunakan di @ruangfreelance beberapa waktu lalu sebenarnya adalah plesetan dari AngelList (Angel.co).
Tentunya, bukan angel-angel lupa diri semacam ini yang kita akan bahas:
Maksud dari angel di sini adalah angel investor. Apa itu angel investor? Apa yang membedakannya dari investor biasa? Bagaimana angel investor dapat bermanfaat bagi freelancer?
Siklus Hidup Freelancer
Apakah Anda ingin menjadi freelancer seumur hidup? Ya? Boleh juga. Namun, jawaban ‘tidak’ bisa jadi opsi yang lebih menggiurkan. Daripada menjadi freelancer seumur hidup, kenapa tidak coba jadi freelancepreneur?
Freelancer + Entrepreneur = Freelancepreneur
Dengan menjadi freelancepreneur alias menggabungkan jiwa kewirausahaan dengan pengalaman freelancing, besar kemungkinan Anda bisa menjadi pensiunan dini dengan passive income mengalir ke rekening setiap bulan.
Namun, jangan berangan-angan terlalu tinggi dulu sebelum tahu step-by-step-nya. Bidang usaha apa yang harus kita tekuni? Tentunya akan lebih baik kalau berhubungan dengan bidang freelancing yang selama ini ditekuni agar menghemat waktu pembelajaran untuk mengerti iklim bisnisnya. Apabila selama ini Anda adalah freelance photographer yang mengerjakan segala sesuatunya sendiri, kenapa nggak coba buka usaha jasa fotografi? Pengalaman pahit-manis Anda sebagai freelancer, daftar klien, jaringan relasi (networking), semua hal penting yang Anda telah kuasai tinggal dikombinasikan dengan kemampuan manajemen, perekrutan karyawan, pemilihan market niche yang baik, dan… permodalan yang mencukupi.
Poin terakhir seringkali merupakan batu sandungan yang paling besar. Darimana saya akan dapat modal?, atau, Saya ingin mendapatkan modal dari pihak ketiga tapi takut investor akan ikut campur dalam keputusan bisnis saya. Berita bagusnya, Tuhan ternyata menurunkan sekelompok angel untuk menjawab permasalahan para calon freelancepreneur. Mereka disebut dengan angel investor.
Investor vs Angel Investor
Secara harfiah, investor adalah pemodal. Ia adalah pihak eksternal yang memberikan modal kepada suatu bentuk usaha dan mendapatkan sekian persen kepemilikan sebagai gantinya. Anda berinvestasi dalam bentuk saham ? Nah, berarti Anda pun sudah tergolong investor.
Seorang investor nggak akan menanamkan modal tanpa perhitungan. Karena yang jadi pusat kepentingan bagi investor adalah berapa bagi hasil yang ia dapat (contoh: dividen), seringkali investor cenderung mengutamakan keuntungan bagi dirinya sendiri dibandingkan pertumbuhan jangka panjang si bentuk usaha.
Bingung? Begini, misalkan Anda punya 80% dari seluruh saham Bank Mandiri. Tahun 2010 lalu, Bank Mandiri membukukan laba sebesar Rp8,8 trilyun. *kata Google* Secara matematis, hak Anda atas laba tersebut adalah Rp7,04 trilyun. Kalau dihadapkan antara:
- menginvestasikan kembali 100% laba; atau
- menarik 100% laba secara kas,
…mana yang Anda pilih? Cenderung opsi (1), kan?
Begitulah pola pikir investor pada umumnya.
Meskipun demikian, ada juga beberapa investor yang berpikir secara tidak umum. Mereka nggak menuntut pembagian keuntungan setiap tahun, mereka nggak memaksa ‘menyetir’ berbagai keputusan strategis, dan mereka setuju kalau bagi hasil baru dilakukan setelah bentuk usaha yang baru berdiri (start-up) berusia 3-5 tahun. Yup, mereka adalah angel investor.
Kok baik banget? Sebab, para angel investors ini sudah kebanyakan duit. Kalau Anda mengulik daftar investor di Angel.co tadi, akan ada nama-nama seperti Ashton Kutcher, Reid Hoffman (pendiri LinkedIn), Naval Ravikant (pendiri Angel.co itu sendiri), dengan jumlah investasi per tahun mencapai ratusan ribu USD. Wow!
Ashton Kutcher: salah satu investee-nya adalah Skype.
Reid Hoffman: beberapa investee-nya termasuk Facebook, PayPal, Zynga, Last.fm, dan Flickr.
Baca Juga :
Naval Ravikant: salah satu investee-nya adalah Twitter.
Tertarik jadi freelancepreneur? Ayo berburu angel investor!
p.s. untuk Apps Developer, bisa coba klik AppBackr.com.
pengen bisnis
kalo untuk dalam negri angel investornya kayak sp aja ya…?