Profesi social media specialist bisa menjadi pilihan utama ketika ingin mendapatkan penghasilan melalui media sosial. Hal ini tidak terlepas dari fakta bahwa platform digital telah menjadi bagian dari strategi pemasaran berbagai perusahaan. Lalu, apa saja skill yang perlu Anda kuasai untuk memenuhi kualifikasi profesi ini? Yuk, simak penjelasannya!
Skills yang Harus Dimiliki Social Media Specialist
Dilansir dari laman Payscale, gaji social media specialist di Indonesia rata-rata mencapai Rp57 juta/tahun. Tentu saja, memperoleh penghasilan tersebut dibutuhkan keahlian khusus. Masih dari laman yang sama, skills yang diperlukan untuk menunjang kompetensi profesi ini ada empat, yaitu:
- Social Media Marketing
Ketika memutuskan untuk menggeluti profesi ini, Anda perlu mempelajari dan menguasai social media marketing. Mengapa demikian? Hal ini tidak terlepas dari salah satu tugas utama profesi ini adalah untuk menjalankan strategi pemasaran melalui media sosial.
Social media marketing memiliki lima pilar, yaitu:
- Strategi
- Perencanaan dan publikasi
- Membangun interaksi
- Analisis dan Membuat Laporan
- Periklanan
- Content Management
Skills yang kedua adalah mampu mengembangkan, mendistribusikan, dan mengatur berbagai jenis informasi yang relevan kepada audiens sesuai dengan citra perusahaan.
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam mempelajari content management adalah:
- Audit konten
- Riset kompetitor
- Strategi konten
- Brand identity
- Membuat Konten
- Memantau performa konten
- Copywriting
Keterampilan copywriting juga perlu dikuasai saat menekuni profesi ini. Copywriting adalah aktivitas menulis yang bertujuan untuk mengajak audiens melakukan action sebagai bentuk pemasaran. Tidak jarang, istilah ini diartikan sebagai “seni berjualan melalui tulisan”. Biasanya copywriting terdiri dari headline, subheading, body copy, dan call to action.
Beberapa keahlian kunci dalam copywriting antara lain:
- Menulis secara efektif
- Berbahasa dengan baik (kosa kata, tanda baca, dan tata bahasa)
- Storytelling
- Berpikir kreatif
- Social Media Optimization
Yang keempat adalah menguasai strategi social media optimization. Pengoptimalan media sosial adalah upaya mendorong bisnis untuk melakukan analisis, audit, serta penyesuaian konten dan akun agar tetap sejalan dengan strategi yang ditentukan.
Tujuan social media optimization adalah untuk meningkatkan kesadaran audiens terhadap produk dan layanan terbaru, menjangkau lebih banyak audiens, dan menghindari beredarnya informasi yang tidak sesuai.
Terdapat empat strategi yang digunakan dalam social media optimization, yaitu:
- Account optimization
Mengoptimalkan akun media sosial dengan melakukan audit terhadap profil akun dan menyelaraskannya dengan tujuan bisnis—mulai dari logo, font, tagar, tagline, tautan yang digunakan, hingga pesan pemasaran yang disampaikan.
- Social searchability optimization
Mengoptimalkan pencarian agar media sosial lebih mudah ditemukan. Misalnya, memulai dengan meriset kata kunci yang relevan dengan bisnis, kemudian memasukkannya dalam media sosial di fitur “tentang” dan hashtag.
- Content strategy optimization
Merupakan strategi pengoptimalan konten. Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah dengan menentukan waktu posting, jumlah postingan dalam satu waktu, hingga jenis konten yang akan diposting.
- Performance optimization
Merupakan tujuan akhir dari pengoptimalan media sosial. Untuk mengetahui performa media sosial, Anda perlu melakukan analisis untuk memantau konten yang berhasil dan tidak. Keahlian terpenting dalam hal ini adalah mengoperasikan tools pengoptimalan media sosial seperti Hootsuite, Buffer, atau Sprout social dan menerjemahkan data tersebut menjadi sebuah laporan.
Selain empat keahlian pokok di atas, Anda juga perlu memiliki softskills untuk menunjang profesi sebagai seorang social media specialist. Beberapa softskills tersebut di antaranya:
1. Manajemen waktu
Hampir seluruh jenis pekerjaan memerlukan kemampuan dasar yang satu ini. Profesi mengelola media sosial bisa begitu memakan banyak waktu. Oleh karena itu, untuk membantu dalam manajemen waktu, penggunaan tools media sosial menjadi opsi yang bisa dilakukan.
2. Kemampuan menganalisis data
Tools media sosial tak hanya berguna dalam manajemen waktu saja. Tools yang lengkap akan menghadirkan hasil data dari performa konten yang sudah dipublikasikan. Kemampuan menganalisis data berperan penting disini.
Pasalnya, ketika mampu melakukan analisis, selanjutnya adalah mengintrepretasikan data tersebut ke dalam laporan agar bisa mengambil keputusan untuk perbaikan ke depan.
3. Trend awareness
Trend awareness mungkin tampak seperti bukan sebuah keahlian. Namun kenyataannya, mengikuti setiap trend terbaru adalah sebuah keharusan yang dimiliki ketika memutuskan untuk menjadi pengelola media sosial. Karena pada dasarnya, media sosial merupakan platform untuk mengetahui hal-hal yang sedang terjadi. Dengan begitu, pembuatan konten bisa disesuaikan dengan topik terhangat tetapi tetap relevan.
Itulah keterampilan yang perlu dikuasai ketika menekuni profesi social media specialist. Apakah Anda teratrik untuk menggeluti pekerjaan ini? Anda bisa mencoba untuk mengikuti berbagai courses agar dapat menguasai skills di atas.