Kenapa sih kita perlu mengukur kemampuan produktivitas? Jelas, karena keberlangsungan bisnis freelance sangat ditentukan oleh produktivitas kita sebagai pekerja sekaligus bos bagi diri sendiri. Tanpa mengukur kemampuan produktivitas, bagaimana kita akan memetakan proyek-proyek ke depannya? Tanpa mengukur kemampuan produktivitas, bagaimana kita akan menjelaskan kepada klien kapan kita akan menyelesaikan proyek yang mereka tawarkan? Tanpa mengukur kemampuan produktivitas, bagaimana kita akan menantang diri kita untuk terus berkembang menerobos batas-batas kreativitas?
Nah, lantaran pentingnya mengukur produktivitas, berikut kamu sampaikan beberapa tips untuk para freelancer untuk menentukan kemampuan produktivitas.
Fokus pada satu bidang
Freelance adalah jenis pekerjaan yang paling fleksibel. Bukan hanya soal mengatur waktu, tetapi juga cakupan keterampilan. Tak jarang seorang freelancer menguasai beberapa keterampilan sekaligus. Namun tidak bijak ketika semua keterampilan itu ‘dijual’ dalam bisnis, karena yang jelas kamu akan kewalahan menangani semuanya. Bayangkan misalnya dalam satu bulan kamu mendapat order desain grafis, menulis, dan programming. Meski semuanya bisa kamu kerjakan sesuai deadline, kamu akan mengalami lompatan dari satu keterampilan ke keterampilan lainnya. Membayangkannnya saja melelahkan, dan pastinya akan sulit mengukur kemampuan produkivitasmu untuk satu keterampilan tertentu. Maka fokuslah pada satu bidang yang paling kamu sukai dan jadilah ahli di bidangmu.
Beradaptasi dengan irama pekerjaan
Ini masih terkait dengan poin pertama. Ketika kamu berfokus pada satu bidang dan menekuni bidang tersebut dengan serius, kamu akan mampu menciptakan irama perkerjaan yang paling sesuai dengan gayamu. Kamu akan menemukan kapan saja waktu yang paling efektuf untuk bekerja, dan yang lebih penting lagi, kamu akan mampu mengenali seluk-beluk duniamu sehingga tak perlu lagi meraba-raba. Alhasil, memetakan kemampuan produktivitas pun akan lebih mudah.
Ukur waktu efektifmu dengan realistis
Sekali lagi, freelance adalah pekerjaan yang paling fleksibel. Kamu tak perlu ‘ngantor’ setiap hari dari jam delapan pagi sampai jam tiga sore. Pun kamu akan punya waktu untuk melakukan banyak pekerjaan lainnya sembari mengerjakan proyek. Ini juga alasan kenapa pekerjaan freelance banyak dipilih oleh ibu rumah tangga, lantaran mereka tetap bisa berpenghasilan sembari mengurus pekerjaan rumah. Namun, fleksibilitas waktu bukan berarti seorang freelancer bisa bekerja seenaknya sendiri. Kalau tidak berhati-hati mengukur waktu, bisa berantakan pekerjaanmu. Mengukur waktu dengan realistis semakin terasa penting ketika kamu mempunyai agenda lain, ke luar kota misalnya. Mudah merencanakan untuk tetap bekerja selama berada di luar kota, tetapi pada kenyataannya akan ada beberapa gangguan yang terkadang luput untuk dipertimbangkan. Jadi sebelum menerima proyek, buatlah pemetaan waktu yang realistis, termasuk mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan gangguan di tengah pengerjaan proyek.
Baca juga:
- 10 Cara Agar Freelancer Tetap Produktif Meski Kerja “Suka-Suka”
- Hukum freelancer: tingkat produktifitas berbanding lurus dengan penghasilan
Ukur tingkat kesulitan proyekmu
Proyek yang lebih sulit akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk diselesaikan. Itu hukum yang tidak dapat diganggu gugat. Maka untuk bisa menentukan kemampuan produktivitas, kamu pun perlu mengukur tingkat kesulitan proyekmu. Jangan asal terima proyek tanpa mengukur sejauh mana kamu menguasai bidang itu. Atau kamu harus menerima risiko ketika nantinya kamu kewalahan menangani proyek dan menyesal di belakang. Mengukur tingkat kesulitan tidak bisa dipisahkan dengan mengukur kemampuanmu sendiri. Semakin sedikit kamu menguasai bidang itu, maka semakin tinggi tantangan dan tingkat kesulitannya, bukan? Kuncinya, jangan sungkan untuk mengatakan tidak pada tawaran-tawaran yang dirasa membutuhkan terlalu banyak upaya.
Memang berbisnis freelance itu serba terserah kita sendiri, tanpa ada bos yang mengawasi, tetapi bukan berarti kita bisa seenak hati. Bagaimanapun juga pekerjaan adalah tanggung jawab. Dan kemampuan untuk mengukur produktivitas adalah langkah pertama menuju ke sana.