Bekerja lepas, memang terdengar sebagai sebuah pilihan yang menarik. Jam kerja yang lebih fleksibel, apalagi Anda tidak perlu pergi ke kantor, dan terjebak macet setiap hari adalah sedikit dari banyaknya alasan, mengapa seseorang memilih untuk bekerja lepas. Namun, di luar semua keuntungan tersebut, jenis pekerjaan ini juga memiliki tingkat kesulitan dan risikonya tersendiri.
Beberapa orang beranggapan bahwa ketika bekerja lepas, mereka harus mengikuti semua permintaan klien. Ibarat “buang-buang” rezeki, haram hukumnya menolak pekerjaan yang mereka tawarkan. Jika dilakukan, maka klien tersebut tidak lagi akan menawarkan pekerjaan pada Anda dan mencari pekerja lepas lainnya. Namun anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Sebagai seorang pekerja lepas Anda berhak untuk menolak permintaan klien.
Mengatakan ‘tidak’ adalah hal yang sangat sulit dilakukan, terutama bagi sebagian orang. Jangankan di dunia kerja, dalam hubungan pertemanan pun kata ‘tidak’ jarang diucapkan. Ada beberapa faktor yang mengakibatkan seseorang sulit mengatakan ‘tidak’. Dalam dunia kerja sendiri, biasanya hal tersebut disebabkan oleh ketakutan akan kehilangan klien, mendapat reputasi kerja yang buruk, dan menyakiti perasaan orang lain.
Beberapa Alasan Mengapa Tidak Semua Permintaan Klien Harus Diterima
Ada kalanya, permintaan klien terdengar tidak wajar dan merugikan Anda. Jika hal seperti itu terjadi maka Anda berhak menolak permintaan klien. Ingatlah, bahwa Anda tidak perlu terus mengiyakan permintaan mereka. Berikut ini adalah beberapa alasan yang umumnya membuat pekerja lepas menolak permintaan klien.
1. Pekerjaan yang Ditawarkan Tidak Sesuai dengan Bidang Keahlian
Berbeda dengan pekerja kantor, pekerja lepas tidak memiliki gaji yang pasti setiap bulannya. Gaji yang didapatnya adalah hasil tawar menawar dengan klien yang dilakukan sebelum projek dikerjakan. Keuntungan dari sistem ini adalah Anda dapat menentukan harga sendiri. Bisa jadi Anda justru mendapat penghasilan dua atau tiga kali lipat lebih besar dari biasanya. Namun hal itu hanya bisa terjadi jika Anda pandai tawar-menawar dengan klien.
Umumnya setiap klien ingin mendapat keuntungan yang sebesar-besarnya dari bisnis atau projek yang mereka kerjakan. Maka dari itu, biasanya mereka akan mencari para pekerja lepas yang mau dibayar dengan harga murah. Dalam hal ini, biasanya mereka akan mencari pekerja-pekerja fresh-graduate ataupun pekerja yang masih mengenyam pendidikan sekolah maupun kuliah.
Untuk menyiasati klien dengan jenis ini, Anda perlu mengetahui sebelumnya harga pasaran untuk pekerjaan yang ditawarkan dan mengenali lebih lanjut keahlian dan keunikan yang Anda miliki. Dari situ maka Anda dapat menilai, berapa harga yang seharusnya Anda dapatkan dari pekerjaan yang dilakukan. Jika harga yang ditawar klien terlalu murah, maka Anda berhak untuk menolaknya.
2. Didesak untuk Selesai dalam Waktu Singkat
Terkadang, ada beberapa klien yang menawarkan pekerjaan dengan tenggat waktu cepat. Bisa jadi, mereka hanya memberikan waktu satu hingga dua hari untuk pengerjaan proyek yang umumnya dilakukan dalam seminggu. Jika begitu, maka Anda perlu mempertimbangkan kembali apakah Anda sanggup untuk melakukannya; apakah Anda bersedia tidak tidur untuk mengerjakannya; dan apakah tidak ada pekerjaan lain yang harus Anda lakukan.
Jika Anda merasa sanggup untuk melakukannya, maka Anda boleh menerima tawaran tersebut, dengan catatan: harga yang tinggi. Hal itu dikarenakan mengingat banyaknya pengorbanan yang Anda lakukan untuk mengerjakan proyek tersebut.
3. Pekerjaan yang Ditawarkan Tidak Sesuai dengan Bidang Keahlian
Dalam dunia kerja lepas, mungkin Anda akan menemui tawaran kerja di luar bidang keahlian Anda. Bentuknya bisa bermacam-macam, misalnya: Anda diminta untuk membuat layout sebuah majalah, padahal Anda adalah seorang penulis. Tolaklah tawaran kerja dari klien jika memang bukan bagian dari bidang keahlian yang Anda miliki. Mengeksplorasi hal baru memang sangat baik bagi Anda untuk terus mengembangkan diri. Namun, jika hal baru tersebut tidak sesuai dengan minat Anda, sementara waktu luang yang dimiliki hanya sedikit, maka Anda tidak perlu melakukannya.
Menolak permintaan klien tersebut juga akan melindungi citra kerja, jika ternyata Anda tidak dapat memberikan hal yang terbaik dalam proyek tersebut. Kenalilah lebih dalam keahlian Anda, apa yang bisa Anda lakukan dan yang tidak bisa Anda lakukan. Mengeksplorasi diri dalam hal baru memang bagus. Namun, jika itu melebihi kemampuan Anda, maka tidak akan ada untungnya.
4. Tidak Nyaman dengan Klien
Anda merasa ada banyak hal yang mengganggu fokus Anda ketika Anda sedang bekerja. Sikap klien yang terlalu cerewet, suka menghubungi Anda di tengah malam, selalu minta revisi tanpa alasan yang jelas dan sikap lainnya yang tidak sesuai dengan perjanjian sebelumnya mulai membuat Anda merasa tidak nyaman. Jika hal itu terjadi, maka Anda berhak untuk menyampaikan keberatan Anda dan mengatakan ‘tidak’ pada permintaan klien yang menurut Anda tidak wajar.
Baca juga:
- Tips Menangani 9 Tipe Klien yang Sering Dihadapi oleh Freelancer
- 5 Cara Menjinakkan Klien Penuh Aturan
- Menjadi Satu Tim Dengan Klien
Tips dan Trik Menolak Permintaan Klien
Bagaimanapun, menolak permintan klien harus dilakukan secara halus untuk menjaga hubungan Anda dan klien tetap baik. Berikut ini adalah beberapa cara menolak permintaan klien pada kondisi-kondisi tertentu.
1. Ketika Permintaan Klien Tidak Etis dan Kurang Sopan
Dengarkanlah permintaan klien dengan baik hingga benar-benar mengerti apa yang diinginkannya. Jika apa yang dimintanya berlawanan dengan nilai-nilai yang Anda pegang teguh selama ini, maka Anda boleh menolaknya. Jelaskan alasan Anda pada klien dan hindari penggunaan kalimat yang menghakimi.
2. Ketika Permintaan Klien Tidak Sesuai dengan Perjanjian Awal
Jelaskan pada klien dimana letak ketidaksesuaian kerja yang terjadi. Hindari prasangka buruk pada klien karena telah mengabaikan kepentingan Anda.
3. Ketika Klien Membayar dengan Harga yang Tidak Sesuai dengan Usaha Anda Memenuhi Seluruh Permintaannya
Jelaskan tentang tingkat kesulitan dari proyek yang Anda kerjakan, berapa banyak waktu dan tenaga yang Anda korbankan. Jelaskan pula harga yang ada di pasaran. Ingat, Anda perlu menyampaikannya secara objektif.
Sebenarnya, hal semacam ini dapat dicegah dari awal sejak negoisasi harga dilakukan. Maka dari itu, pikirkanlah hal-hal yang dapat membuat negoisasi awal dapat didiskusikan kembali, seperti kerja di akhir pekan, revisi yang terus menerus, pemajuan tenggat waktu, dan lain-lain.
4. Ketika Ada Tubrukan Dua Proyek atau Lebih dengan Klien yang Sama
Hal ini dapat terjadi jika klien menawari Anda beberapa pekerjaan dalam waktu yang sama. Jika begitu, maka tanyakan pada klien tentang prioritasnya. Proyek mana yang lebih mendesak untuk segera diselesaikan.
5. Permintaan Klien yang Tidak sesuai dengan Kemampuan Anda
Jika Anda ditawari pekerjaan yang menurut Anda cukup berat, entah karena keterbatasan kemampuan, keterbatasan waktu ataupun keterbatasan alat, maka ungkapkanlah dengan jujur pada mereka. Jangan malu untuk mengakui hal-hal yang belum bisa kita lakukan. Anda baru boleh merasa malu jika proyek yang Anda kerjakan tidak berakhir dengan baik.
Meskipun berbeda situasi, kelima cara tersebut memiliki beberapa kesamaan. Berdasarkan kesamaan –kesamaan tersebut, maka ada beberapa hal yang perlu Anda lakukan ketika menolak permintaan klien:
Meminta Kejelasan atas Projek yang Dikerjakan
Sebelum menolak permintaan klien, pastikan terlebih dahulu proyek yang ditawarkan pada Anda. Hal ini dimaksudkan agar Anda mengetahui secara pasti tingkat kesulitan proyek dan tidak menyesal telah menolak kesempatan kerja tersebut nantinya. Lalu, jika Anda ingin menolak atau berhenti dari pekerjaan yang telah setengah jadi, maka Anda dapat menjelaskan kesulitan atau kendala yang dialami. Dengan begitu, Anda dan klien dapat mencari jalan keluar bersama dan terhindar dari tindakan yang saling merugikan satu sama lain.
Sampaikan Penolakan Anda dengan Kalimat yang Santun
Usahakan untuk menyampaikan penolakan Anda dengan santun dan rendah hati. Jangan sampaikan penolakan dengan kalimat seperti ini: “Saya sudah menulis ratusan artikel, dan harga yang Anda tawarkan adalah yang paling rendah” atau “Anda pikir saya ini Superman? bisa mengerjakan semuanya dalam semalam!”.
Anda dapat mencoba untuk menyampaikan penolakan dengan kalimat yang santun, misalnya dengan mengubah atau mengganti kata ‘tidak’ dengan kata lainnya yang kesannya lebih positif, seperti “Meski saya kurang paham mengenai desain grafis, projek yang Anda tawarkan terdengar menarik” atau “Saya rasa tenggat waktu yang Anda berikan terlalu cepat untuk mengerjakan projek sebesar ini.
Berikan Alasan yang Jelas atas Penolakan Anda
Memberikan penjelasan memang penting dilakukan untuk menjaga hubungan apa pun, termasuk hubungan kerja. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahpahaman antara kedua belah pihak, dalam hal ini antara Anda dengan klien. Apalagi, bekerja lepas memungkinkan Anda untuk bekerja tanpa bertemu klien Anda secara langsung.
Ungkapkan alasan Anda dengan sejelas-jelasnya. Usahakan pernyataan Anda obyektif dan tidak mengada-ada. Hindari kalimat-kalimat yang kasar dan terlalu menghakimi agar klien tidak merasa tersinggung dan tetap akan menggunakan jasa Anda di lain hari.
Berikan Pendapat, Masukan, atau Alternatif Lain
Ada kalanya klien tidak benar-benar mengerti apa yang harus dilakukan untuk membuat sebuah proyek berhasil. Karena itulah mereka mencari Anda untuk membantu mereka. Dalam hal ini, ada baiknya jika Anda dapat memberikan pendapat juga masukan solutif demi kemajuan proyek yang sedang dikerjakan. Jadi, yang Anda lakukan tidak melulu soal pengerjaan dan teknis, melainkan juga sebagai teman bicara klien.
Anda berhak menolak permintaan klien, jika menurut Anda permintaannya tidak akan membuat perkembangan dalam proyek yang dibuat. Sampaikanlah dengan alasan yang jelas dan bukti yang kuat untuk mendukung pendapat Anda tersebut. Namun, Anda juga perlu membuka diri pada kemungkinan-kemungkinan lain yang mungkin terjadi setelah proses diskusi dengan klien.
Tips Menghindari Klien yang “Banyak Mau”
Menemukan klien memang bukan perkara mudah sehingga terkadang ketika telah menemukan satu, Anda terlampau berusaha keras untuk menyenangkan dan memuaskan mereka. Perlu diketahui, sikap seperti itu hanya akan membuat Anda menutup mata pada sikap klien yang sebenarnya menjengkelkan. Anda akan terus meng-“iyakan” karena takut kehilangan mereka dan klien pun akan semakin bertindak seenaknya pada Anda.
Untuk menghindari klien yang seperti itu, Anda harus mencari tahu lebih dulu karakter klien Anda. Situs perusahaan, dan akun media sosial, termasuk Facebook, Twitter, Instagram, dan Path adalah tempat-tempat Anda menggali lebih dalam informasi tentang klien Anda. Adapun karakter-karakter klien seperti di bawah ini, wajib Anda hindari.
1. Merasa Tahu Segalanya
Klien jenis ini patut Anda hindari ketika memutuskan untuk menjadi pekerja lepas. Itu karena, biasanya klien ini akan terus mendikte Anda selama bekerja. Ia bertindak seakan-akan dia adalah atasan dan Anda adalah bawahannya yang tidak memiliki banyak pengalaman dan pengetahuan. Mereka akan terus meminta Anda melakukan banyak hal yang rumit dan memaksa Anda untuk menyelesaikannya tanpa mendengarkan pendapat Anda terlebih dahulu. Klien jenis ini juga akan menghambat kemampuan dan kreativitas Anda, sebab menuntut Anda mengikuti apa yang diinginkannya. Seperti robot dan boneka saja.
2. Banyak Maunya
Klien yang banyak maunya adalah jenis klien yang akan terus mengganggu Anda selama proses bekerja. Klien jenis ini adalah klien paling cerewet karena akan terus mengingatkan Anda tentang semua hal yang dibutuhkan dalam proyek. Ia juga akan terus mengkritisi hasil kerja Anda karena mereka ingin hasil yang sempurna. Tidak jarang hal kecil dan remeh pun dijadikan bahan kicauannya pada Anda.
3. Cuek dan Tidak Mau Tahu
Klien jenis ini adalah klien yang tidak mau tahu proyek apa yang sedang dikerjakan. Ia hanya ingin tahu beresnya saja, tanpa mengikuti semua proses kerjanya. Memang, klien jenis ini tidak akan banyak mengganggu kerja Anda. Namun, bagaimana bisa Anda bekerja tanpa masukan dan arahan yang jelas dari klien?
Masukan dan tanggapan klien sangat berguna untuk mengetahui apa yang dibutuhkan dan diinginkan klien. Jika klien tidak mengatakannya, maka akan ada kemungkinan hasil kerja kita tidak cocok dengan mereka. Itu berarti Anda perlu menyediakan waktu dan tenaga lagi untuk revisi, dan lagi-lagi: bekerja tanpa benar-benar mengerti apa yang diinginkan oleh klien Anda.
4. Perhitungan
Klien yang perhitungan biasanya akan menawar hasil kerja Anda dengan harga yang rendah. Hal ini tentunya harus Anda hindari karena akan merugikan Anda. Untuk apa Anda bekerja keras jika hasilnya tidak sesuai dengan besarnya usaha yang telah dikeluarkan?
Menerima tawaran kerja dengan harga murah hanya akan membuat turunnya harga pasaran yang ada. Jika hal itu terjadi, maka bukan hanya Anda, tetapi orang lain yang bekerja di dunia yang sama, akan kurang mendapat penghargaan dan tentunya penghasilan yang layak.
Mengatakan ‘tidak’ memang sulit tapi sangat penting untuk dilakukan. Jika Anda tidak melakukannya maka Anda akan terjebak dalam dunia kerja yang berat. Anda akan banyak menghabiskan waktu untuk bekerja dan perlahan, Anda mulai mengabaikan kehidupan lainnya yang Anda miliki. Keluarga, pertemanan, pasangan, hobi, dan liburan adalah sedikit dari banyak hal yang akan Anda lewati karena bekerja. Apa yang Anda kerjakan hanya akan menimbulkan lebih banyak kerugian dan sedikit keuntungan.
Selain dapat melindungi Anda dari kerugian, mengatakan ’tidak’ pada klien dapat mengubah pandangan klien terhadap Anda. Klien tidak akan berpikir bahwa Anda adalah orang yang mudah ditekan dan tidak berpendirian. Mereka justru akan berpikir bahwa Anda adalah seorang yang idealis dan penuh dengan ide-ide kreatif. Hal tersebut tentunya akan membuat Anda terlihat unik, menarik dan bernilai tinggi di mata klien.
Lakukanlah beberapa cara di atas jika Anda merasa kesulitan mengatakan ‘tidak’ dan menolak klien. Jika masih tidak dapat melakukannya, maka ingatlah, menjadi seseorang yang dapat dihargai oleh orang lain lebih penting daripada menjadi seseorang yang disukai oleh orang banyak.