Semua orang bisa menjadi penulis, tetapi hanya sedikit yang “mampu” melakukannya dengan baik. Pasalnya, ada beberapa kualifikasi maupun keahlian yang harus dibentuk ketika seseorang memutuskan untuk menjadi seorang penulis. Apalagi dengan tambahan status “freelance” di belakangnya.
Jadi, apa saja yang dibutuhkan untuk menjadi seorang penulis freelance? Apakah harus lulusan jurnalistik? Apakah harus terlebih dulu menerbitkan buku dan mengelola blog? Apakah harus menjadi seorang reporter—dengan banyak karya diterbitkan di media? Yuk, kenali lima kualifikasi penulis freelance di bawah ini. Siapa tahu, kamu termasuk salah satunya!
Rasa Ingin Tahu
Apa yang kamu rasakan saat pertama kali mendengar sebuah berita? Apakah kamu merasa ragu dan bertanya-tanya? Apakah kamu begitu penasaran dan ingin mencari tahu informasi tambahan?
Apapun bidangnya, rasa ingin tahu sangat penting bagi penulis. Inilah bekal yang mampu membawa penulis berpikiran lebih jauh. Seorang penulis perlu mengeksplorasi, mengajukan pertanyaan, mengetahui semua jawaban—lalu berbagi segala yang ia punya pada dunia, melalui kata-kata dan tulisan.
Keberanian
Seorang penulis freelance haruslah memiliki keberanian. Ingatlah, kamu tidak bisa menjadi seorang penulis freelance yang sukses, kecuali jika kamu bersedia “membuka diri” pada dunia luar—berikut menanggung risiko penolakan. Kamu harus siap untuk mendengar kata “tidak” berkali-kali jumlahnya—namun tetap kembali berusaha, tak peduli berapa banyak rasa kecewa yang mungkin akan mampir.
Berlatih dan tingkatkan kemampuan menulismu. Ada banyak kompetisi di luar sana. Kamu harus berani dan yakin: kamu punya sesuatu yang unik untuk ditawarkan.
Memang, kamu tetap bisa kok menjadi penulis hebat dengan duduk saja di meja kerja, lalu terus menulis dan menulis. Namun, tanpa keberanian untuk memublikasikan, kamu tetap tidak akan pernah bisa membangun karier sebagai seorang penulis freelance yang sukses.
Kepekaan
Seorang penulis butuh kejelian dan kepekaan. Dua hal itu akan membuatmu mampu menulis sesuatu secara detail, sehingga terhindar dari bias. Lebih lanjut, kepekaan akan menjauhkan penulis dari kesalahan—sehingga tidak berisiko mengulang pekerjaan.
Kepekaan sendiri menjadikan seorang penulis sebagai pengamat yang jeli. Di tangannya, tidak akan pernah ada detail yang terabaikan atau terlewat.
Pekerja Keras
Seorang penulis yang baik tidak akan pernah puas pada satu pencapaian saja. Tidak ada yang bisa menghentikannya untuk terus menulis. Harus diingat, seorang penulis freelance adalah “bos” bagi dirinya sendiri. Karenanya, sebisa mungkin ia harus menyingkirkan rasa malas dan suka menunda.
Di sini, disiplin dan motivasi tentu sangatlah penting. Berulang kali penulis freelance harus mengalami hal yang sama: mengedit ulang, menulis ulang, mencari media maupun penerbit, menunggu tulisan dimuat—atau justru tak dimuat, mencari media baru, belum lagi jika masalah keuangan datang melanda. Mereka yang bukan pekerja keras, tentu tak akan tahan dengan tempaan ini.
Keterpaksaan
Menjadi seorang penulis freelance, atau justru blogger sukses adalah hal sulit. Kadang kala, keduanya membutuhkan rasa terpaksa—dan jika kamu sudah punya keberuntungan finansial, kamu tidak akan pernah merasa punya cukup dorongan untuk menulis.
Salah seorang blogger ternama menulis, “Kamu hanya akan menjadi blogger sukses jika kamu tidak memiliki cara lain untuk memberi makan keluargamu.”
Menulis untuk hidup adalah hal sulit. Karenanya, kamu harus—sangat menginginkannya.
Baca Juga :
- Inilah Empat Perangkat Online yang Dibutuhkan Seorang Penulis Freelance
- 8 Buku untuk Meningkatkan Karier sebagai Penulis Freelance
Menulis di rumah, tak terkendala waktu bahkan atasan menyebalkan, plus bayaran menggiurkan, siapa yang tak mau? Namun, pada kenyataannya, menjadi seorang penulis freelance bukanlah pilihan yang mudah dijalani. Tapi jangan khawatir, sebab jika kamu punya lima hal di atas—kamu tetap bisa menjadi seorang penulis freelance yang sukses.
One Comment