Nah, tulisan ini akan membahas salah satu topik dari diskusi pada acara tersebut yaitu bagaimana mengatur keuangan secara sederhana yang bisa diterapkan bagi para freelancer.
Mengapa bahasan keuangan yang menarik perhatian saya? Sebab, dari sekian banyak hal yang dibahas di RuangFreelance Meetup kemarin, salah satu topik yang paling penting dan seru menurut saya adalah keuangan. Bukan semata-mata karena uang merupakan ‘bensin’ dari perjalanan para freelancer, tetapi juga karena mengatur keuangan memerlukan tips dan trik tertentu.
Saya yakin dari sekian banyak freelancer yang berumur muda, pasti banyak yang memiliki keinginan untuk beli gadget (dari iPhone sampai Android, laptop, mp3, dan sebagainya). Nraktir pacar pun sebisa mungkin jangan di soto pinggir jalan, tapi restoran bernuansa romantis yang harga makanannya agak mahalan dikit untuk membangun brand image kalau freelancer itu banyak duit dan sukses! Hehehe. 😀
Memang tidak semuanya demikian, namun tentu tidak ada salahnya untuk sesekali memanjakan diri atau menikmati berbagai macam hal yang memang ingin dilakukan. Lalu, bagaimana caranya agar kita tidak mengalami defisit (pendapatan < pengeluaran)? Untuk mencegahnya, pengaturan keuangan atau money management adalah salah satu solusi yang bisa diterapkan bagi para freelancer.
Catat Pemasukan
Freelancer terkadang identik dengan tidak bisa mendapatkan pemasukan yang tetap akibat dari fluktuasi jumlah klien dan fluktuasi pembayaran setiap bulannya. Memang benar kalau dunia freelance adalah tentang fleksibilitas, namun tidak ada salahnya kalau kita punya catatan lengkap tentang jumlah uang yang kita dapatkan setiap bulannya dan menyusun anggaran mini, bukan?
Sekedar catatan, beberapa rekan freelancer yang saya kenal bahkan punya target pemasukan tertentu setiap bulannya. Dengan menentukan target dan mencatat pemasukan real/nyata, setidaknya kita bisa tahu seberapa besar uang yang bisa kita kumpulkan dalam satu bulan yang mana pencatatan ini nantinya dapat digunakan untuk mengatur rencana keuangan.
Tentukan Rencana Keuangan
Hal selanjutnya yang bisa dilakukan adalah menyusun rencana keuangan. Pada langkah ini, kita dapat memulainya dengan membuat daftar atau pos-pos keuangan yang ingin kita isi. Secara sederhana, pengeluaran bulanan dapat dibagi menjadi: pengeluaran tetap, pengeluaran insidental, dan tabungan.
Contoh pos-pos yang termasuk ke dalam pengeluaran tetap yaitu: biaya makan-minum, jajan, transportasi, bayar tagihan internet, servis kendaraan, dan sewa kosan. Penyisihan untuk pengeluaran insidental seperti sakit atau kecelakaan (amit-amit) dapat dilakukan sesuai keinginan masing-masing, misalnya sebesar 10% dari penghasilan.
Sedangkan pos tabungan adalah rencana yang kita susun sebagai pegangan jika terjadi hal yang tidak diinginkan, misalnya order dari klien yang sepi atau bisa juga untuk memenuhi rencana khusus untuk masa depan, misalnya: menyicil/beli rumah, menyicil kendaraan, atau menikah.
Seperti yang saya selalu katakan bahwa dunia freelance adalah dunia yang dinamis dan fleksibel, begitu pula pos-pos keuangan untuk setiap freelancer akan berbeda sesuai dengan kebutuhan pekerjaannya masing-masing.
Tetapkan Aturan Ketat
Persepsi orang bahwa orang finance itu galak-galak mungkin ada benarnya, atau lebih tepatnya, mereka menetapkan aturan yang ketat untuk segala hal yang berhubungan dengan keuangan. Dalam hal ini, alangkah baiknya kalau para freelancer ikut mempelajari bagaimana caranya bersikap tegas dalam hal keuangan. Bukan hanya menahan diri untuk tidak membeli barang, lebih luas lagi, tetapi bagaimana caranya mengatur keuangan dengan sebaik mungkin.
Bersikap ketat berarti disiplin, dan disiplin bukan berarti para freelancer tidak bisa membelanjakan keuangannya untuk apa yang dia mau, seperti gadget iPhone 4 mungkin? Yang terpenting bukan memaksa diri untuk tidak belanja apapun tetapi mengatur pengeluaran serta pemasukan dengan sebaik mungkin agar uang yang masuk dan uang yang keluar bisa selaras, seimbang, malah kalau bisa lebih banyak pemasukannya.
Inti dari pengaturan adalah memilah dan memilih untuk mengeluarkan uang pada saat yang tepat dan untuk produk yang tepat pula, misalnya beli iPhone 4, kalau memang mampu dan bisa digunakan untuk menjadi lebih produktif yang bisa dilakukan, atau kalau memang dalam jangka menengah proyek lancar dan direncanakan akan mendapatkan pemasukan yang cukup.
Dengan mengatur keuangan, minimal dengan cara sederhana, saya yakin kenikmatan hidup sebagai freelancer bisa diraih. 😉
budi
trims artikelnya gan 🙂
radhityanotes
makasih artikelnya gan…
njang
mantabs jhon!, tq
Adam Rachmad
Ini yg paling sulit buat saya, finansial saya kacau balau. Point yg saya ambil dari artikel mas “Tetapkan Aturan Tetap” 🙂
Wahui
thanks mas artikelnya…
perlu banyak belajar lagi nih soal ngatur keuangan… 🙂
Niken
di artikel ini tertulis: “tidak ada salahnya kalau kita punya catatan lengkap tentang jumlah uang yang kita dapatkan setiap bulannya dan menyusun anggaran mini”, buat saya fatal kalau mau berbisnis, freelance or not, tanpa memiliki catatan keuangan. Apalagi jika kita bekerja sama dengan pihak lain maka perlu transparansi, perlu dasar perhitungan. Sekaligus byk pengeluaran printil2 yang jadinya besar seperti beli materai, pulsa, dan kirim bukti via pos. So it should be a-must to have a financial plan and record.