“Lupakan sekolah bisnis Harvard. Para pemimpin bisnis harus belajar dari Madonna.” Petuah itu keluar dari pakar manajemen terkemuka Oren Harari dalam bukunya Break From The Pack. Para pemimpin bisnis global dan apa pun bisnis Anda harus mendengarkannya, termasuk para freelancer.
Mengapa Madonna? Inilah sosok selebritis yang berusia tidak muda lagi (56 tahun) sampai saat ini masih sanggup mempertahankan pamornya (lahir 16 Agustus 1958). Jagad panggung Madonna dimulai pada tahun 1983.
Melalui berbagai strategi yang sesekali mengandung kontroversi, sepanjang 31 tahun karir keartisannya Madonna tetap berada di puncak panggung hiburan. Tidak peduli ketika boy band Korea, Lady Gaga, Katty Perry, Chita Chitata (Sakitnya Tuh di Sini) sedang tenar merasakan puncak kejayaan. Tetap saja reputasi Madonna tidak tergantikan.
Oren Harari membandingkan dengan berbagai raksasa industri yang pada masanya begitu digjaya, seperti misalnya Kodak, AT&T, Intel Pentium, Nokia, namun sekarang terlipat untuk kemudian tersisih di pinggir lapangan kompetisi. Padahal tidak pernah terlintas dalam benak setiap orang bahwa perusahaan tersebut bakal tumbang menghadapi persaingan.
Bandingkan dengan Madonna yang tidak lagi muda lantaran semakin berumur. Panggung hiburan pada umumnya berpihak pada artis-artis muda dan cantik, Madonna adalah sebuah pengecualian. Madonna mampu mengatasi pesaing-pesaing barunya yang jelas lebih muda, lebih cantik dan lebih energik. Dengan dua senjata pamungkas : mem-branding-kan diri secara konsisten, dan mempertahankan kredibilitas. Oleh Oren Harari strategi ini disebut penemuan kembali (reinventing).
Mirip dengan Madonna, sebuah perusahaan besar harus menggunakan strategi penemuan kembali secara konsisten, dan tentu saja menjaga kredibilitas perusahaannya. Hal ini dapat juga sebaiknya diterapkan oleh para freelancer.
Seorang freelancer bisa membuat personal branding lewat postingan terkini di blog, aktif di Twitter, Facebook, dan senantiasa menjaga kualitas pekerjaannya agar kredibilitasnya selalu baik di mata calon klien.
Contohlah pada perusahaan Teh Botol Sosro yang selama ini sudah menjadi top of mind masyarakat dengan bertumpu pada bahan baku teh, kini pun mengembangkan varian baru. Muncullah Tebs, Joy Green, Fruit Tea, S-Tea, dan Teh Celup Sosro, atau produk di luar teh lainnya. Dengan strategi penemuan kembali sebuah perusahaan besar dan para freelancer dapat mengukuhkan kembali eksistensinya. Penemuan kembali akan menemukan momentumnya apabila didukung oleh kredibilitas yang terpercaya.
1. CEO Wisdom, Belajar dari 26 Pemimpin Asli dari Indonesia, A.M Lilik Agung, Elex Media Komputindo, Jakarta 2011.