(flexible business image via Shutterstock.)
Ada banyak teman saya yang mencoba terjun menjadi freelancer, namun ternyata tidak berakhir baik, dan akhirnya kembali mencari kerja kembali. Mengapa demikian? Sebetulnya ada satu resep yang mungkin luput dari perhatian.
Yaitu, seorang Freelancer perlu fleksibel!
Bidang Pekerjaan
Mengapa seorang Freelancer perlu fleksibel?
Karena ketika kita terjun sebagai freelance, berarti ada setidaknya satu bidang usaha yang kita telah putuskan untuk kita tekuni, dan menjadi fokus usaha dalam bisnis freelance kita, yang mana satu bidang usaha itu yang kita tawarkan untuk dijual kepada market.
Misalnya bidang usaha design, menulis, ilustrasi, coding, dsb.
Tapi banyak yang berpikir bahwa menjalani usaha freelance berarti sama dengan ketika bekerja sebagai karyawan. Tinggal terima perintah, kerjain, beres, lalu gaji dibayar setiap akhir bulan.
Mark Zuckerberg, yang adalah co-Founder dari situs sosial ternama Facebook, mendalami 2 jurusan di kuliahnya, yaitu psikologi dan ilmu komputer. Dan Mark Zuckerberg meracik bumbu dari 2 ilmu yang dimilikinya tersebut menjadi sebuah proyek situs sosial Facebook.
Apakah cukup sampai disitu?
Tidak. Mark juga harus belajar bagaimana mencari investor, dan mengelola keuangan. Mungkin tidak sepandai mereka yang secara khusus mengambil jurusan tersebut, namun setidaknya menguasai ilmu dasarnya.
Setelah beberapa tahun berkarir sebagai freelance, meskipun bisnis utama saya adalah web design, namun saya juga belajar bagaimana melakukan meeting yang baik, bagaimana approach client, bagaimana proses administrasi dalam proyek, dsb. Banyak bidang pekerjaan lain yang juga harus kita pelajari dan kerjakan disamping satu hal yang kita suka (passion).
Jadi, fleksibel dalam bidang pekerjaan juga penting.
Waktu
Sebaiknya, seorang Freelancer tidak hanya pandai dalam mengelola keuangan, namun juga mengelola waktu.
Tapi bukan berarti kita kaku dengan waktu kerja dari jam 9 pagi sampai 5 sore. Dan bekerja hanya dari hari senin sampai hari minggu.
Yah memang tidak salah sih, namun perlu diingat bahwa salah satu nilai lebih dari seorang freelance adalah mampu bekerja lebih fleksibel. Tidak jarang saya malah sibuk bekerja ketika kebanyakan teman lainnya sedang menikmati weekend mereka di Sabtu dan Minggu.
Karena saya berusaha mengejar deadline, dan memberikan hasil yang bisa dilihat oleh client secepatnya, kalau bisa minggu malam saya sudah kirim hasil kerja, sehingga sudah bisa di review pada senin pagi.
Apalagi kalau sekedar membalas email dari client, tidak haruslah kita tunggu hari senin baru reply email dari client ataupun calon client. Selain waktu kerja freelancer seringkali berbeda dengan orang kantoran pada umumnya, jangan lupa bahwa tidak jarang juga bahwa waktu bersantai freelancer juga sering berbeda dengan orang kantoran.
Jadi fleksibel dalam hal waktu juga penting.
Team
Dulu saya sempat berpikir untuk menjadi seperti Superman.
Maksudnya adalah setiap proyek yang saya terima, semuanya akan saya kerjakan sendiri, yaitu adalah design dan coding.
Namun ternyata dalam perjalanan saya menemui bahwa saya tidak pandai di coding, dan saya menemui kesulitan untuk mendalami.
Jadi saya mencari rekan kerja yang bisa membantu mengisi kekurangan saya tersebut.
Bisa juga bentuk lainnya, misalnya kita membutuhkan bantuan seorang penulis, maka kita bisa mencari penulis, ataupun juga ilustrator. Dan adakalanya rekan kerja kita tidak bekerja sesuai dengan yang kita harapkan, maka kita harus bisa fleksibel mencari penggantinya sampai menemukan yang cocok untuk bekerja sama.
Tempat Kerja
Tidak jarang saya membuka Macbook dan mereply email ketika saya sedang menunggu servis motor di bengkel. Atau dalam perjalanan ada pekerjaan yang kecil tapi urgent perlu segera dikerjakan, maka saya bisa langsung melipir ke cafe terdekat.
Atau juga ketika sedang berlibur ke luar kota, ataupun ke luar negeri. Tempat bekerja seorang freelancer juga perlu fleksibel.
Cara Kerja
Biasanya cara seorang freelancer bekerja bisa berubah metodenya mengikuti client. Karena kita sering bertemu dengan berbagai client berbeda yang segmennya juga berbeda.
Dan seringkali client punya standard sendiri bagaimana mereka meng-outsource sebuah pekerjaan kepada freelancer.
Maka kita perlu fleksibel mendengarkan dan bekerja sama untuk bisa saling memudahkan. Cara bekerja yang dimaksud di sini bisa dari proses pembayaran, waktu pengerjaan, proses pengerjaan, penentuan hasil final dari pekerjaan, dsb.
Baca Juga :
Bagaimana dengan teman-teman lainnya? Apakah kalian juga fleksibel dalam berbagai bentuk lainnya? Ayo berbagi di sini!
andrastudio
Mantab banget Yop sharingnya. Yofie sudah semakin jago skill freelancenya *salaman*
Yofie Setiawan
Makasih suhu… Haha…
AgusDemak
Manajemen waktu dan manajemen keuangan, adalah hal yang paling sulit saya lakukan. 🙁
Any tips please?
Efi
Keren sharingya
WP Dev Specialist
saya punya sedikit pengalaman tentang beberapa client yg punya kebiasan berbeda. yg pertama dr india, client sy yg ini senengnya tatap muka lewat skype, n jam kerja mereka tidak beda jauh dg waktu indo (sama2 siang di indonesia). yang 1 lagi client dari callifornia n client ini jg maunya online bareng walaupun cukup dg chating, sy harus ngikutin jam kerja callifornia yaitu sekitar jam 9 malam wib smp jam 5 pagi. secara kebetulan project ini diterima di waktu yg sama. akhirnya mau nga mau selama 3 hari sy ga tidur siang n malam (tidur pagi2 sbntar). tp setelah 2 project itu selesai saya balas dendam tidar n ga nyari project selama 3 hari.. haha..