Lanjut!
Setelah 8 pengaruh lingkungan yang akan memengaruhi keputusan bekerja lepasmu, sekarang bahas 12 alasan lain yang gak akan cocok buatmu.
Freelancer Image Via Shutterstock
B. Pengaruh Diri Sendiri
Kamu Mudah Bingung dan Tak Bisa Teratur
It’s not multi-tasking, Dear. Kamu harus mencoba mengatur bagaimana menjawab e-mail pribadi atau pesan jejaring sosialmu dalam kondisi sedang bekerja. Kamu sedang one-man show ketika sedang bekerja, jadi harus bisa mengatur semua aspek bisnismu dengan baik.
Kamu Tak Bisa Memprioritaskan
Kadang kamu harus bekerja dalam proyek beragam dengan level berlapis di setiap proyeknya. Tak hanya harus keep on track di setiap tenggat proyeknya, kamu juga harus bisa mengatur skala prioritas. Kalau kamu sudah bermasalah dengan prioritas, tugas, dan tenggat dalam pekerjaan tetap atau kehidupanmu, jangan jadi freelancer ya!
You Can’t Brand Yourself
Jauh sebelum bernegosiasi dengan klien tentang kelebihanmu, kamu harus tahu pangsa pasar dan label sendiri sebelum klien menghampirimu. Itu cara bagaimana kamu mencari proyek selanjutnya. Ingatlah bahwa kamu harus memperbarui portofolio dengan pekerjaan terakhirmu.
Kamu Tak Tahu Nilai Dirimu
Untuk melakukan poin 11 dengan baik, tentu kamu harus mengetahui nilai dirimu sendiri. Ini akan memudahkanmu bernegosiasi, bisa membayar semua tagihan (termasuk cicilan rumah, misalnya), dan tak akan khawatir tak dapat klien yang pontensial kan? Buatlah semacam rate card yang akan menyulitkan klien licik untuk memanfaatkanmu.
Kamu Tidak Mencintai Pekerjaanmu
Sama saja dengan pekerjaan lain, kalau merasa berat hati dengan apa yang kamu lakukan, tentu akan lebih sulit mengerjakannya. Ketika kamu menjadi freelancer, semangat dan rasa cinta pada pekerjaan sangatlah penting. Ketika cintanya hilang, kamu akan mudah kehilangan arah dan malas bergegas menyelesaikan pekerjaanmu.
Kamu Tak Pandai Mengatur Uang
Freelancing seperti berbisnis, pendapatan tak datang secara konsisten. Kadang rekeningmu gendut, tapi di waktu berikutnya, kamu megap-megap. Bagaimanapun, kamu harus yakin bisa menyisihkan dari apa yang kamu hasilkan.
Sikapmu Selama Bekerja Sangat Rendah
Kalau kamu berpikir menjadi freelancer itu lebih mudah dari kerja kantoran, kamu akan mendapatkan kenyataan yang buruk. Untuk mempertahankan nilai dan daya saing di freelance market, kamu harus terus menyempurnakan keahlian dan tidak tidak lekas puas. Usaha minimal akan berbalik merepotkanmu nantinya.
Kamu Lebih Suka Disuapi
Maksudnya? Ya, gini lho. Satu hal paling enak bekerja kantoran adalah bahwa kamu hanya harus tetap berpegang pada protokol yang sudah diatur. Jadi, biar bagaimanapun, kalau mau memilih menjadi freelancer, ya kamulah bosnya. Kamu harus lebih proaktif, suka tak suka.
Kamu Ingin Klien yang Mengikuti Gayamu
As a freelance designer or blogger, kamu mungkin mengadopsi atau berkreasi dengan gaya tertentu untuk dirimu sendiri dan berharap dapat menjaring klien potensial. Nyatanya, beberapa klien banyak maunya dan mencampuri desain yang kamu buat. Kamu mesti bisa mengikuti irama untuk setuju atau menolak (dengan alasan) setiap waktunya.
Kamu Menunggu Inspirasi Datang
Duile, klien tak bisa menunggu tuh! Dengan tenggat yang ketat, gak bisa hanya selonjoran di tempat tidur, bengong di pinggir jendela dan berharap inspirasi datang berkunjung. Disiplin dan keinginan untuk terus menyempurnakan keahlian dapat membantumu tetap kreatif. Ingat ya, tak ada istilah biasa-biasa saja dalam freelancing.
Kamu Kurang Kesabaran
Entah sebagai freelance designer atau blogger, kamu sudah diberikan tanggung jawab untuk melakukan perubahan dan mengulang konsep masterpiece. Kamu akan mengulang pekerjaan di bawah arahan langsung klien atau melakukan banyak perubahan lagi dan lagi sebelum akhirnya menyerahkan bentuk finalnya. Pastinya sih, kamu bakalan frustrasi. Tapi justru inilah waktu yang tepat untuk membantumu melatih kesabaran.
Kamu Mudah Menyerah
Terakhir banget, seperti halnya yang lain, usahamu akan benar-benar terbayar kalau bertahan. Kamu gak bisa berhenti begitu saja setelah mengalami kemunduran, ketika segalanya tak berjalan sesuai keinginanmu. Kalau kamu mudah menyerah, tak usah repot-repot mikir mau memulai. Kalau kamu mau memulai, jangan sekali pun mikir untuk berhenti.
Jadi apa putusan akhirmu? Apakah kamu siap untuk membuat perubahan menjadi half time or full time freelancer? Apa kekhawatiran terbesarmu kalau harus melepas zona 9-to-5?
andika
maksudnya rate card gimana ya?
Andiana Moedasir
Rate card itu semacam tabel tarifmu untuk klien. Pekerjaan berbeda untuk tarif berbeda pula.